Dede Farhan Aulawi Paparkan Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara di Perguruan Silat MEONG SEMPUR - bregasnews.com - Koran Online Referensi Berita Pantura

Breaking

Home Top Ad

Post Top Ad

Selasa, 25 Februari 2025

Dede Farhan Aulawi Paparkan Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara di Perguruan Silat MEONG SEMPUR



Bregasnews com - “ Pencak Silat merupakan salah satu seni bela diri khas Indonesia yang telah ada dari generasi ke generasi. Tradisi Pencak Silat berawal dari Sumatera Barat dan Jawa Barat dan berkembang ke seluruh wilayah Indonesia dengan masing-masing keunikan gerakan dan musik yang mengiringinya. UNESCO juga telah mengakui pencak silat sebagai Warisan Budaya Tak Benda pada Sidang ke-14 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage, yang berlangsung di Bogota, Kolombia, 9-14 Desember 2019. UNESCO mengakui bahwa Pencak Silat mengandung nilai-nilai persahabatan, sikap saling menghormati dan mempromosikan kohesi sosial “, ungkap Pemerhati Seni Budaya Dede Farhan Aulawi di Bandung Barat, Minggu (23/2).


Hal tersebut ia sampaikan saat dirinya selaku Pemerhati Seni Budaya dan juga Dewan Pakar Forum Bela Negara Jawa Barat menghadiri undangan dari Perguruan Pencak Silat dan Sanggar Budaya Seni Tradisi PADEPOKAN MEONG SEMPUR yang juga tergabung dalam Asosiasi Pesilat Nusantara. Hal ini bertepatan dengan Ujian Kenaikan Sabuk (UKS) Pesilat Padepokan Meong Sempur yang terletak di kampung Sempur Bajeg, desa Cicangkanghilir, kecamatan Cipongkor, kabupaten Bandung Barat.


Menurutnya Uji Kenaikan Sabuk (UKS) bertujuan untuk menguji kemampuan dan keterampilan murid – muridnya dalam seni bela diri yang selama ini dipelajarinya. Dengan ditetapkannya Pencak Silat sebagai warisan budaya tak benda Indonesia, maka semua pendekar atau pesilat nusantara harus memiliki komitmen dalam menjaga kelestariannya. Hal ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, termasuk melalui jalur pendidikan seperti masuk ke dalam kurikulum seni dan budaya. Promosi pencak silat ke berbagai negara juga harus terus digalakkan. Oleh karenanya tidak heran, jika saat ini tercatat terdapat komunitas dan perguruan pencak silat yang berkembang di lebih dari 55 negara di dunia.


Bagi Dede sendiri dunia pencak silat bukanlah hal yang aneh karena dirinya sejak kecil sering berlatih silat di Paguron Pencak Silat Putra Pusaka, salah satu paguron pencak silat yang tertua di Tasikmalaya. Pencak silat adalah seni bela diri tradisional Indonesia yang merupakan warisan budaya bangsa.


“ Pencak silat mengandung nilai-nilai tradisional, keindahan gerakan, dan keahlian bela diri. Pencak silat mencerminkan kekuatan, keindahan, dan keberanian. Pencak silat dapat membentuk karakter bangsa yang tangguh, kuat, dan berbudi luhur. Gerakan pencak silat melibatkan seluruh bagian tubuh sehingga baik untuk kesehatan jasmani dan rohani “, imbuh Dede.


Pada kesempatan tersebut, Dede juga menjelaskan bahwa dalam berlatih pencak silat terdapat beberapa tahap atau tingkat kemahiran yaitu :

- Pemula, pada tahap ini pesilat berlatih tahap dasar dalam pencak silat

- Menengah, di tingkat ini pesilat akan lebih di fokuskan untuk mempelajari semua gerakan dasar dan variasinya

- Pelatih, setelah melewati tahap pemula dan menengah, pesilat akan diberikan teknik-teknik beladiri perguruan, teknik ini hanya diberikan pada orang yang memang sudah dipercaya dan mampu

- Pendekar, pesilat yang telah diakui oleh para sesepuh perguruan dan memiliki ilmu-ilmu rahasia tingkat tinggi 

Disamping itu, sebagai Ketua Dewan Pakar FBN Jawa Barat ia pun menjelaskan wawasan kebangsaan dan nilai – nilai bela negara sebagai hak dan kewajiban setiap warga negara. Termasuk memberikan motivasi agar selalu berprestasi dengan berbagai karya sesuai bidang peminatan masing – masing. Termasuk kesiapan dalam membela bangsa dan negara dari berbagai potensi ancaman, baik ancaman dalam negeri maupun ancaman luar negeri.


“ Ada berbagai bentuk dalam konsep bela negara. Baik yang berwujud maupun non wujud. Salah satunya adalah keinginan untuk senantiasa menjaga marwah dan kehormatan bangsa dan negara. Jaga perilaku kita dengan sikap dan tutur kata yang penuh kesantunan. Bangsa yang luhur bukanlah bangsa yang sombong, angkuh dan takabur. Melainkan mereka yang senantiasa rendah hati, saling menghormati dan menghargai, serta menjunjung tinggi kemuliaan akhlak dan ketaqwaan kepada Allah Yang Maha Kuasa “, pungkas Dede.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Iklan Disewakan

Laman