Bregasnews.com - “ Sebagian masyarakat memiliki persepsi bahwa politik itu kotor dan bahaya sehingga sebaiknya dihindari. Di sisi lain mereka juga mengeluhkan dengan sistem hukum yang dianggap tidak menyentuh rasa keadilan, diskriminatif, dan yang lainnya. Padahal HUKUM itu merupakan produk politik. Jadi kalau ingin memperbaiki sesuatu baik yang bersifat kebijakan maupun hukum, maka generasi muda harus melek dan faham politik. Untuk itulah Pendidikan politik bagi generasi muda sangat penting sekali agar mereka menyadari pentingnya berkecimpung di politik guna melahirkan kebijakan dan hukum yang berkeadilan dan mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat. Politik merupakan alat perjuangan untuk mewujudkan idealisme secara konstitusional. Jadi hitam putihnya politik tergantung pada orang – orang yang ada di dalamnya. Oleh karena itu doronglah agar jabatan – jabatan politik diisi oleh orang yang baik – baik”, ujar Pemerhati Politik Dede Farhan Aulawi di Bandung, Minggu (28/1).
Hal itu ia sampaikan saat dirinya berbicara sebagai narasumber dalam kegiatan MADRASAH POLITIK dengan Tema "Songsong Pemilu 2024 : Membangun Kesadaran dan Kepentingan Memahami Politik Indonesia " yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa/ Mahasiswi Persatuan Islam ( HIMI PERSIS ) di gedung Gelanggang Generasi Muda (GGM) kota Bandung. Acara dibuka oleh pimpinan PD PERSIS Kota Bandung dan dihadiri langsung Kepala Kesbangpol dan Bawaslu Kota Bandung.
Pada kesempatan tersebut Dede menyambut positif kegiatan Madrasah Politik ini sebagai salah satu sarana untuk memberikan Pendidikan politik pada generasi muda. Point pentingnya menggugah kesadaran politik generasi muda khususnya para pemilih pemula untuk menggunakan hak politiknya sesuai dengan keyakinan masing-masing untuk memilih calon pemimpin yang terbaik. Jadi jangan sampai tidak menggunakan hak politiknya alias Golput. Satu suara di bilik suara itu akan menentukan masa depan bangsa. Oleh karena itu gunakanlah hak politik dengan baik di waktu dan hari yang sudah ditetapkan KPU. Di samping itu jangan lupa untuk saling menghargai apabila terjadi perbedaan pilihan politik dengan siapapun.
Pesta demokrasi adalah instrument rakyat dalam menentukan pilihan calon pemimpin eksekutif atau calon wakilnya di legislative. Pilihlah mereka yang dianggap bisa dipercaya untuk mengantarkan bangsa dan negara menjadi semakin maju dan rakyatnya semakin sejahtera. Jaga persatuan dan kesatuan.Jangan sampai pesta demokrasi justeru melahirkan perpecahan bangsa. Perbedaan pilihan politik adalah sebuah realitas dan sekaligus konsekuensi logic dari adanya suatu pilihan. Oleh karena itu, boleh saja berbeda pilihan namun tetap perlu menjaga persatuan.
Selanjutnya Dede juga menyampaikan bahwa jika berkaca pada lembaran sejarah, tidak sedikit orang yang menangis saat dipilih dan diangkat menjadi pemimpin karena merasa berat dalam mengemban amanah yang akan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat kelak. Sementara saat ini banyak orang yang berebut untuk mendapatkan 'AMANAH' bahkan terkadang ada oknum yang melakukan pelanggaran untuk mendapatkan suara. Quo Vadis AMANAH KEKUASAAN...???
“ Untuk itulah ETIKA POLITIK dan BUDAYA POLITIK yang luhur harus senantiasa diingatkan agar praktek politik bisa tetap menjaga marwah dan kehormatan demokrasi. Demokrasi jangan dicederai oleh perilaku curang dan kotor, tetapi justeru harus menampilkan politik yang santun, jujur, beretika dan berbudaya sehingga menghasilkan pemilu yang berkualitas dan berintegritas “, pungkas Dede.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar