Bregasnews.com - “ Kebutuhan akan tersedianya tenaga Ajudan alias ADC atau ada juga yang memanggilnya Asisten Pribadi (Personnal Assistant) semakin banyak. Tidak saja dibutuhkan di lingkungan militer atau kepolisian dan pemerintahan saja, melainkan juga pimpinan lembaga atau perusahaan swasta pun sudah banyak yang membutuhkan. Di sisi lain, ketersediaan tenaga Ajudan Profesional tersebut sangat terbatas sehingga dipandang perlu diselenggarakannya pelatihan Ajudan Profesional agar saat dibutuhkan sudah tersedia (ready for use) “, ujar Pembina Persatuan Ajudan Profesional Indonesia (PAPI) Dede Farhan Aulawi di Bandung, Senin (20/6).
Hal tersebut ia sampaikan setelah sebelumnya memberikan pelatihan “Ajudan (ADC) Profesional” di Mako Brimob Polda Bali. Menurutnya, melalui pelatihan ini Brimob Polda Bali sudah siap memberikan pelayanan terbaiknya jika ada pimpinan yang membutuhkan tenaga ajudan, karena profesionalitas ajudan itu tidak datang dengan sendirinya. Melainkan ada proses untuk mencetaknya lewat sebuah pendidikan atau pelatihan. Untuk itu, dirinya sangat mengapresiasi inisiatif kepemimpinan dari Dansat Brimob Polda Bali KBP. Firdaus Wulanto dalam melaksanakan tugas satuan untuk membina kesiapan seluruh anggota dalam melaksanakan tugas yang diemban dengan sebaik – baiknya. Ujar Dede Farhan Aulawi yang sudah malang melintang dalam mendidik dan melahirkan para ajudan profesional di berbagai lembaga Pemerintah dan swasta ini, termasuk di lingkungan Polri.
Kemudian dia juga menjelaskan bahwa selama ini seringkali rancu pengertian antara Ajudan, Sespri, protokol dan pengawal, karena keempat fungsi tersebut sebenarnya berbeda dan masing – masing ada pelatihannya tersendiri. Dengan demikian, tidak sedikit orang yang mengemban fungsi ajudan belum bisa melaksanakan tugas pokok dan fungsi (tupoksi)-nya dengan tepat. Padahal profesionalitas pelaksanaan fungsi ajudan harus dimulai dari pemahaman ruang lingkup tugas dan fungsi dari ajudan itu sendiri.
Dalam praktik empirik seringkali ditemukan orang yang ditugaskan sebagai ajudan, belum pernah mengikuti pendidikan atau pelatihan tentang keajudanan itu sendiri, maka akibatnya bisa dipahami ketika ia keliru atau gagal dalam mengemban tugas dengan baik. Akhirnya pimpinan kecewa dan memandang keberadaannya kurang bisa membantu sebagaimana yang diharapkan.
Lebih lanjut Dede juga menjelaskan bahwa ilmu keajudanan hakikatnya adalah seni, yaitu seni dalam melayani pimpinan alias “The art to services his Boss”. Dengan demikian mengenali pimpinan menjadi hal yang sangat penting, karena setiap pimpinan biasanya memiliki karakter dan kebiasaan yang berbeda, misalnya saja ada pemimpin yang suka merokok dan ada juga yang tidak, ada pemimpin yang suka merintah dan ada pemimpin yang suka melayani, ada pemimpin yang bersikap seperti “Boss” dan ada pemimpin yang bersikap seperti “Leader”, dan lain – lain.
“ Dari pengenalan ruang lingkup tugas dan tanggung jawab, kemungkinan persyaratan karakteristik ajudan, personal grooming, membuat jadwal, menyiapkan kebutuhan pimpinan, etiket sikap, melakukan koordinasi dengan fungsi terkait baik dalam satu kantor ataupun lintas lembaga, menjadi sebagian dari materi yang diajarkan dalam pelatihan ini. Pelatihan ini tidak sekedar teori di dalam kelas saja, tetapi juga disimulasikan secara sederhana sehingga mudah dipahami oleh para pengemban fungsi ajudan. Mudah – mudahan semua peserta pelatihan bisa melaksanakan tugas dengan sebaik – baiknya sehingga dapat membantu dan melayani pimpinan secara profesional “, pungkas Dede mengakhiri pembicaraan.
Bagi yang berminat mengikuti pelatihan atau ingin mengetahui lebih jauh informasi seputar pelatihan “Ajudan (ADC) Profesional” bisa menghubungi pak Tata di no. 0813-9466-0000. (red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar