Bregasnews.com - “ Bukti keragaman potensi Indonesia semakin tampak, satu per satu potensi tersebut telah berubah menjadi spot wisata yang terbukti menarik minat sekaligus menjadi magnet peningkatan wisata. Hal tersebut nampak dari kunjungan wisatawan yang meningkat ke Lombok, dan salah satu tujuan wisata tersebut adalah sirkuit Mandalika. Para wisatawan banyak yang datang hanya untuk melihat – lihat kemegahan sirkuit yang menjadi salah satu kebanggaan bangsa ini. Beberapa spot yang ada tentu saja memiliki daya tarik wisatawan untuk mengambil foto. Baik di gerbang depan, kursi penonton maupun bukit yang menghadap ke sirkuit sekaligus bisa menikmati keindahan pantainya “, ujar Ketum DPP Prawita GENPPARI Dede Farhan Aulawi di Lombok, Senin (28/3).
Hal tersebut ia sampaikan di sela – sela kunjungan kerja Tim DPP Prawita GENPPARI ke Lombok. Di samping untuk menikmati keindahan alam yang dimiliki oleh pulau Lombok ini, di waktu yang bersamaan dijadikan momentum untuk mengenalkan organisasi kepada beberapa calon pengurus di propinsi NTB. Keindahan panorama alam dan pantainya sangat indah, apalagi airnya juga sangat jernih. Di sekitar sirkuit juga ada patung putri Mandalika, kemudian ada pantai yang terkenal yaitu pantai Kuta Mandalika.
Menurut Dede, Sirkuit Internasional Mandalika merupakan sirkuit balap yang terletak di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika (KEK Mandalika) di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Sirkuit dengan panjang lintasan 4,31 km dan 17 tikungan ini memiliki kelas homologasi A dari FIM. Seminggu yang lalu di sirkuit Mandalika ini pertama kali menggelar Grand Prix Sepeda Motor Indonesia. Kemudian pada bulan Oktober nanti juga akan menyelenggarakan GT World Challenge Asia.
“ Jika dilihat dari event sebelumnya yang sangat menyedot perhatian para wisatawan, maka pada bulan Oktober nanti pun diyakini akan mampu menyedot perhatian lebih banyak lagi. Hal ini tampak dari antrian kendaraan yang sangat panjang, baik di sekitar sirkuit maupun di jembatan penyeberangan Lembar. Hanya saja setahap demi setahap memang masih perlu pembangunan sebagai fasilitas penunjang lainnya, seperti hotel dan penginapan. Coba perhatikan di event kemarin dimana hotel dan penginapan habis semua, bahkan banyak pengunjung yang menginap di tempat kos – kosan “, tambah Dede.
Selanjutnya Dede juga menjelaskan bahwa Sirkuit Mandalika memiliki beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan sirkuit yang ada di negara lain sehingga menambah daya tarik bagi pembalap MotoGP dan para penggemar ajang balap motor lainnya.
“ Sebagaimana di sampaikan di atas, sirkuit Mandalika memiliki pemandangan alam yang sangat indah. Di sini ada panorama perbukitan yang dikelilingi laut, pemandangan pantai selatan dengan pasir putih dan bukit hijau di latar belakangnya. Tempat ini juga menjadi tempat favorit para peselancar internasional maupun waterpark yang ramah untuk wisata keluarga “, jelas Dede.
Selain itu tentu masih ada keunggulan lainnya, dimana Sirkuit Mandalika ini memasukkan aksen lokal yaitu corak Subahnale yang merupakan corak tenun yang berasal dari Suku Sasak di Pulau Lombok. Pola ini dapat ditemukan di area run-off atau aspal luar dari pojok ke-15 dan 16. Kain tenun Subahnale memiliki tingkat kerumitan yang tinggi dan dibuat secara manual menggunakan alat tenun tradisional. Bahannya berasal dari tumbuhan seperti limau betel, daun indigo, daun taum, akar pohon, ranting, serat kelapa, dan banyak lainnya. Proses pembuatan dapat memakan waktu yang relatif lama, tetapi hasilnya menjadi karya seni yang luar biasa.
Kemudian sirkuit ini juga dibangun dengan menggunakan aspal terbaik di dunia guna memenuhi persyaratan untuk kompetisi kelas dunia seperti MotoGP. Dimana PT. Indonesia Tourism Development Corporation (PT ITDC) menggunakan Stone Mastic Asphalt (SMA) untuk memoles lapisan ketiga dari pembangunan jalurnya.
“ Mudah – mudahan keberadaan sirkuit Mandalika ini bisa semakin menarik kunjungan wisatawan, dan sekaligus bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Di sinilah kebersamaan masyarakat juga menjadi sangat penting untuk turut serta menjaga aset negara ini, baik dari sisi kebersihan, keramahan, keamanan, dan lain – lain. Jika ini bisa dilakukan, maka wisata Bali dan wisata Lombok bisa diintegrasikan menjadi satu paket wisata “, pungkas Dede. (red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar