Bregasnews.com - Risalah FGD (Focus Group Discusion) yang dilaksanakan pada hari Jumat 19 Nov 2021, dengan tema Menyikapi Anjlognya Harga Bawang Merah
Bertempat di Hotel Santika Semarang.
Hadir dalam kegiatan tersebut, Dirjen Hortikultura Pak Anton, Direktur STO Pak Tomy, SubDit Bawang Merah Ibu Mutiara, Perwakilan Kementerian Perdagangan, Perwakilan BUMN RNI, Bank Indonesia, PT. Pura Kudus, Satgas Pangan Polri, Perwakilan Kemenko Perekonomian (On Line), Badan Ketahanan Pangan (On Line), Direktorat PPHH (On Line), Dinas Pertanian Prov Jateng, Dinas Pertanian Kab.Brebes, Demak, Kudus, Grobogan, Kendal, Asosiasi Bawang Merah Indonesia :
• Juwari Brebes (Ketua Umum)
• Ikwan Arif Brebes (Sekjen)
• Ahmad Soleh Kendal ( Wakil Ketua)
• Cipto Demak ( Wakil Ketua)
• Alex Candra Brebes (Wakil Ketua).
Rapat di awali dengan sambutan pembukaan oleh Dirjen Hortikultura, kemudian dilanjutkan dengan pemaparan Ketuan Umum ABMI Juwari menyampaikan poin-poin penting hasil rapat koordinasi ABMI tanggal 14 November 2021 di Brebes. Selanjutnya menyusul penyampaian dari Dinas Pertanian yang hadir yang poinnya sama yaitu keluhan petani bawang merah menghadapi anjloknya harga dan ingin bersama sama mencari solusi, Kementerian Perdagangan, PT Pura, RNI,
Tanggapan Pak Dirjen Hortikultura Atas permasalahan tersebut :
a. Menjelaskan Penyebab Turunnya Harga Bawang
b. Merencanakan beberapa Agenda untuk dilaksanakan antara lain Aganda SOS / Janka pendek 1 bulan ke depan
1. Tunda jual (bawang merah di keringkan jadi Askeep selajutnya di dimpan di gudang, Pemerintah siap memfasilitasi biaya sewa Gudang.
Pertanyaan : Gudangnya siapa ?, Siapa yang menelola ?, Siapa yang akan mengontrol ?
2. Pemerintah menyiapkan bantuan biaya Distribusi ( Apabila ada petani yang akan mengirimkan bw merah antar kota / antar provinsi Pemerintah akan menanggung biaya Transportasi sampai tujuan)
3. Pemerintah akan mendorong swasta untuk melakukan penyerapan.
4. Menggerakan PNS untuk membeli bawang merah ke petani.
5. Menggerakan pasar Tani untuk melakukan penyerapan
6. Bulog atau BUMN yang lain agar membantu melakukan penyerapan.
7. Optimalkan bantuan-bantuan pemerintah seperti Alat Pengerin, Sarana pengolahan dll.
Agenda Temporer ( 1 – 6 bulan )
1. Mendorong utuk peningkatan Ekspor Bawang merah (perlu pendampingan)
2. Bantuan sarana pasca panen dan pengolahan bawang merah,
3. Mendorong petani untuk menggunakan KUR untuk permodalan, jangan kridit umum.
4. Bantuan perbenihan.
5. Gerakan pengendalian OPT.
Agenda Permanen
1. Management Pola Tanam
Ada datan untul warning system di peroleh dari data historis 5 tahun terakhir sehingga bisa mempradiksi 2 – 6 bulan ke depan.
2. Memperbaiki system Budidaya , Menanam varietas bawang merah yang bias di Ekspor (Bantanis , Super Philip, Lokananta)
3. Di rintis Pasar Lelang seperti yang dilakukan di Kab. Sleman untu Komoditas Cabe.
RENCANA AKSI
1. Kemenko Perekonomian
a. Membantu Penyerapan
b. Memfasilitasi Rakortas / Rakornis untuk pihak-pihak terkait
c. Fasilitasi KUR
2. Bank Indonesia
Departemen Pengembangan UMKM melakukan pendanpingan dan fasilitasi Klaster Bawang Merah.
3. PPHH
a. Fasilitasi bantuan biaya sewa Gudang bagi petani (POKTAN. GAPOKTAN)
b. Membantu biaya Bistribusi (biaya angkutan sampai ke tujuan pasar
c. Banuan Bangsal Pasca Panen
4. Kementerian Perdagangan
a. Akan memanggil para pengusaha dan swasta untuk mendorong melakukan penyerapan.
Jumarso selaku pengurus Nasional ABMI mengatakan ada Gudang Cold Storage di Surabaya milik Swasta sebanyak 10 Unit masing masing unit kapasitan 400 ton sehingga total mampu menyimpan bawang merah 4000 ton. Siap di sewa untuk di pergunakan.
" Pemerintah atau BUMN (Bulog, Berdikari, PPI) melakukan penyerapan minimal 1000 ton untuk mempengaruhi psikhologi pasar dan di simpan di gudang tersebut" ungkapnya.
Menurutnya, Perlu Rapat Koordinasi Teknis untuk melaksanakan beberapa Agenda yang telah di sampaikan Dirjen.
" Penyebab anjlognya harga bawang merah antara lain : 1. Kenaikan produksi secara signifikan secara nasional. 2. Dampak Lanina (kemarau basah) baik untuk tanaman sayuran terutama bawang merah karena ketersediaan air cukup banyak menambah luas tanam. 3. Panen bersamaan diwilayah jawa dan NTB menyebabkan suply pasar over. 4. Daya beli masyarakat menurun terutama Horeka (hotel restoran, katering) tidak banyak aktivitas pesta hajatan dll karena pandemi covid 19. 5. Ekspor menurun yang biasanya 10.000 ton dalam satu tahun hanya tercapai 5 % . Bawang hasil petani mbegedeg tidak ada yg beli" pungkasnya. (didin/red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar