Bregasnews.com - “ Ide dalam pengembangan kepariwisataan di Indonesia bisa lahir dari mana saja, baik orisinilitas daya cipta sendiri, melihat objek yang sama di tempat lain, studi banding khusus dari negara maju, ataupun modifikasi dan inovasi dari yang telah ada disesuaikan dengan kearifan lokal setempat. Itulah sebabnya Prawita GENPPARI tidak pernah lelah untuk terus memberikan ladang pengabdian terbaik bagi Indonesia, khususnya di bidang kepariwisataan, seni budaya dan pemberdayaan serta pengembangan UMKM terkait dengan berbagai inovasi produk serta produk ekonomi kreatif lainnya berbasiskan pada pemanfaatan teknologi digital untuk pengembangan desain produk sampai meningkatkan pangsa pasar yang lebih luas melalui berbagai platform digital yang tersedia “, ujar Ketum DPP Prawita GENPPARI Dede Farhan Aulawi sekembalinya ke tanah air setelah melakukan studi literatur kepariwisataan dari Stockholm – Swedia, Rabu (22/9).
Kesempatan kali ini, tujuan studi banding kepariwisataan adalah kota Stockholm yang merupakan ibu kota negara Swedia. Kota ini dijuluki Venice of the North karena merupakan kota paling bersih di Eropa, dan sejak tahun 90-an kota ini telah memangkas 25% dari emisi karbon. Bahkan untuk mengolah limbah dan dijadikan sumber energi, kota ini sampai harus mengimpor sampah dari Norwegia. Dengan kondisi ini, Stockholm menjadi salah satu kota paling nyaman dan aman di Eropa. Banyak ruang terbuka dan taman kota di sana. Ungkap Dede.
Kemudian Dede juga menjelaskan mengenai Gamla Stan atau Kota Tua Stockholm yang merupakan objek wisata di Stockholm yang memiliki bangunan-bangunan tua yang dibangun sejak abad ke -13 dengan gaya arsitektur Jerman Utara. Tidak hanya terkesan indah dan klasik, umumnya bangunan di sana masih kokoh dan berfungsi dengan baik. Ada yang dijadikan museum, hotel, toko, restoran, dan kantor. Salah satu museum terkenal yang ada di sana bernama Museum Vasa, sebuah museum maritim yang terletak di Pulau Djurgaden, Stockholm. Di museum ini ada benda sejarah yang menakjubkan dan berhasil mencuri perhatian para pengunjung, yaitu kapal Vasa yang merupakan sebuah kapal perang medieval dari kayu.
Di sini juga ada UNESCO World Heritage site di Drottningholm Palace yang merupakan private residence yang dahulu pernah digunakan oleh Swedish Royal Family. Kemudian kita juga bisa menyusuri Lake Malaren Cruise menggunakan Skokloster yaitu kapal penumpang tertua di Swedia. Perlu diketahui juga bahwa kota yang indah ini terhubung dengan Laut Baltik yang terdiri dari 14 pulau dengan 57 jembatan sebagai penghubung dari satu pulau ke pulau yang lain.
Selain berjalan kaki atau menggunakan kereta, pilihan lain untuk menikmati keindahan kota Stockholm adalah dengan wisata kapal (Boat tour). Wisata ini berlaku selama 24 jam dan wisatawan bisa berhenti di titik-titik wisata tertentu untuk mengeksplor tempat tersebut lebih lama dan detil.
“ Jadi esensi penting dalam pengembangan kepariwisataan adalah membangun mindset kolektif masyarakat untuk turut serta menjaga kebersihan agar mampu membuat wisatawan merasa nyaman dan bersih. Karena tidak mungkin orang bisa betah di tempat yang kotor atau bau. Coba saja sebagian tempat – tempat wisata kita masih nampak sampah di sana sini. Atau ada juga objek wisatanya bersih, tetapi jalan menuju objek wisata tersebut kotor. Oleh karena itu pekerjaan rumah besar kita adalah menjaga kebersihan agar bersih dan nyaman. Dalam waktu yang bersamaan kita juga perlu membangun budaya tertib dan aman. Baik tertib dan aman di jalan raya, maupun aman dan tertib dari tindakan kriminalitas. Tak lupa keramahan masyarakat juga bisa membuat wisatawan betah di tempat tersebut. Seluruh elemen terkait, baik pemerintah, pelaku usaha kepariwisataan, maupun para pegiat wisata lainnya harus berjibaku secara bersama – sama untuk memajukan pariwisata Indonesia, yang otomatis juga bisa mempercepat pemulihan ekonomi nasional “, pungkas Dede menutup pembicaraan. (red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar