Bregasnews.com - Mendengar nama Yunani, biasanya fikiran bernostalgia dengan cerita - cerita masa lalu tentang kedigjayaan sebuah kerajaan. Atau tentang sejarah kelahiran filsafat untuk menemukan nilai-nilai kebenaran.
Ketua Umum Gerakan Nasional Pecinta Pariwisata Indonesia (GENPPARI) Dede Farhan Aulawi memberikan keterangan pada Sabtu, (21/12) di Athena, Yunani. Pada kesempatan ini Dede bercerita tentang Acropolis. Menurut Dede Acropolis merupakan dataran tinggi berbatu dan ada beberapa reruntuhan bangunan kuno yang dulunya adalah kuil yang menjadi pusat sejarah Athena. Ujar Dede.
Kini Acropolis menjadi bukti sejarah kebanggaan Athena tentang kejayaan sekitar 2.400 tahun lalu.
sebelumnya merupakan kota kecil yang damai, sampai terjadi peperangan dengan Persia. Pada tahun 1834 Athena menjadi ibukota Yunani, raja Otto menetapkan Acropolis sebagai bangunan arkeologi yang dilindungi.
Ciri khas kota Yunani Kuno berupa Negara kota, di mana terdapat ruang-ruang terbuka untuk aktivitas demokrasi dan ditandai dengan bangunan-bangunan Negara untuk pihak eksekutif, legislatif dan yudikatif, salah satunya adalah Acropolis. Itulah tradisi athen yang tidak bertujuan kepada militerisme, sehingga kota-kota di zaman Yunani Kuno sering mendapat serangan dari bangsa-bangsa di sekitarnya terutama dari Persia.
Hal tersebut berbanding terbalik dengan tradisi Spartan di kawasan Bavaria (Jerman sekarang) yang memang menunjukkan keunggulan bangsanya melalui kemenangan dalam peperangan.
Lingkungan utama komplek Acropolis terdiri atas kuil-kuil yang membentuk sebuah panorama kota, antara lain Erichteion, Parthenon, Nike dan Propylaea. Erichteion merupakan bangunan kuil yang masih baru dan sangat indah sebagai pengganti bangunan sebelumnya yang mengalami kehancuran pada 480 SM akibat peperangan dengan bangsa Persia.
Parthenon adalah kuil dimana terdapat sebuah patung yang sangat besar, yang terbuat dari gading dan emas. Parthenon merupakan bangunan yang sangat menonjol dan merupakan pusat dari Acropolis. Parthenon dibangun oleh arsitek Ictimus (Iktinos) dan Callicrates (Kallikrates) dan ahli pematung Phidias (Pheidias).
Propylaea adalah bangunan berbentuk pintu gerbang karya arsitek mnesicless, tapi pembangunannya tak sempat diselesaikan karena terjadi peperangan dengan bangsa Peloponnesia. Puing-puing dari bangunan tersebut masih bisa dilihat sampai sekarang, tetapi ada beberapa bangunan yang benar-benar sudah hilang. Pungkas Dede.(tm)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar