Bregasnews.com - Dampak musim kemarau yang berkepanjangan, membuat beberapa sungai mulai mengering. Namun, hal itu tidak lantas membuat warga sekitar yang biasa memanfaatkan air sungai merasa gelisah atau bahkan mengeluh.
Justru sebaliknya, warga mencoba untuk bisa mengambil hikmah dari aliran air sungai yang mulai mengering itu dan hanya nampak batu-batuan besar.
Seperti halnya yang dilakukan oleh warga Desa Rengaspendawa, Kecamatan Larangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, yakni Komarudin.
Pria berusia 39 tahun ini, memanfaatkan aliran air sungai Pemali yang sudah mulai mengering dan nampak batu-batuan besar di desanya, yang berbatasan dengan Desa Wanacala, Kecamatan Songgom.
Tepat dibawah jembatan sungai pemali perbatasan dua desa itu, Komarudin mencoba iseng untuk mengubah bentuk batu-batuan besar di sekitarnya dengan sebuah ukiran mirip patung yang menakjubkan. Meski peralatan yang digunakan hanya ukiran dan lempengan kayu.
Batu-batuan besar yang berasal dari sungai pemali dan sudah dirubah bentuk ukiran mirip patung yang indah dan unik serta mengandung seni itu, yakni sebuah ukiran ikan putri duyung yang tengah bersandar.
Selain itu, sebuah ukiran patung buaya dan wajah manusia serta tengkorak-tengkorak manusia, juga ia buat dari batu-batuan besar dengan hasil yang cukup luar biasa.
Tak hanya itu, ukiran dari batu-batuan besar yang saat ini sedang dikerjakan adalah dengan membuat patung ular sanca sepanjang sekitar 8 meter.
Dengan dibantu kakaknya Arip, batu-batuan besar yang berhasil disulap menjadi ukiran-ukiran patung yang cukup menarik perhatian warga setempat dan sekitarnya itu, ia kerjakan dengan waktu 10 hari.
"Saya mengubah bentuk batu-batuan besar menjadi ukiran-ukiran patung ini, hanya iseng-iseng saya sama kakak saya saja saat sore sampai malam hari," ujar Komarudin, Minggu 13 Oktober 2019.
Meskipun hanya iseng lanjut Komarudin, ukiran-ukiran patung yang sudah ia buat bersama kakaknya itu, setidaknya bisa untuk kenang-kenangan yang akan datang.
"Misal musim hujan sudah mulai tiba dan sungai pemali ini, airnya sudah mulai cukup meluap, ukiran-ukiran patung ini, bisa jadi akan hilang. Tapi, jika ternyata masih ada, setidaknya bisa untuk kenang-kenangan di masa yang akan datang," harap dia.
Menurut pria yang sudah berkeluarga dan di karuniai dua orang anak ini, juga cukup banyak jumlahnya ukiran patung dari batu-batuan sungai pemali yang telah ia buat dan ditempatkan di kediamannya.
Dia menceritakan, sungai pemali dibawah jembatan yang masuk wilayah perbatasan Desa Rengaspendawa dan Wanacala yang sudah mulai mengering dan nampak batu-batuan besar ini, ternyata ditemukan sumber mata air yang sangat jernih.
Sumber mata air yang sangat jernih itu, disebut warga setempat adalah 'teluk banyu benging'. Oleh warga setempat, air tersebut selain digunakan untuk kebutuhan air minum sehari-hari juga digunakan untuk mandi.
"Enggak tau kalau pas musim hujan tiba dan air sungainya meluap, sumber mata air yang sangat jernih itu, akan hilang atau tidak. Mudah-mudahan sih masih ada, sehingga bisa bermanfaat," ucap dia.
Selain penemuan sumber mata air jernih, lanjut dia, pihaknya bersama warga setempat dan sekitar juga banyak menemukan kepingan-kepingan uang kuno yang ada di sungai pemali tersebut.
Tak hanya itu, banyak peluru dan jimat peninggalan jaman Belanda, juga ditemukan warga di sekitar sungai pemali ini.
"Konon menurut cerita di bawah jembatan sungai pemali ini, tempatnya pembataian oleh jaman Belanda. Makanya, banyak kepingan uang kuno dan peluru serta jimat yang ditemukan warga setempat dan sekitarnya. Itu semuanya disimpan oleh masing-masing warga yang menemukan," paparnya. (Tkwo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar