Bregasnews.com - Wisata bahari Indonesia sungguh memiliki potensi luar biasa. Di samping itu ragam pilihannya pun banyak sekali, mulai dari sekedar menikmati keindahan pantai dan ombak saja, mancing ikan, snorkling, diving ataupun surfing. Pilihan untuk surfing pun banyak sekali. Pulau Nias di Sumatera Utara dan Pulau Simeulu di Aceh termasuk dua pulau yang dinilai surganya para pecinta selancar. Orang asing yang tinggal untuk menikmati deburandan gulungan ombak bisa satu sampai tiga bulan. Jadi mereka umumnya berlibur untuk jangka waktu yang lumayan panjang.
Ketua Umum GENPPARI Dede Farhan Aulawi ketika diminta tanggapannya mengenai kepariwisataan bahari yang ditemui sepulang dari Pelabuhan Ratu, Minggu (4/8) mengatkan bahwa potensi bahari Indonesia memang sangat luar biasa. Jika berbicara tempat – tempat yang cocok untuk lokasi surfing, sebenarnya bukan hanya di Nias atau Simeulu saja, tapi banyak juga titk – titik yang lainnya. Salah satunya adalah pantai Cimaja di Pelabuhan Ratu Jawa Barat. Meskipun ombaknya tidak terlalu besar, tetapi sangat digemari khususnya oleh turis mancanegara. Bahkan sebagian turis menyebut pantai cimaja ini sebagai “Bali-nya” Jawa Barat.
Pantai Cimaja yang terletak di area Pelabuhan Ratu ini bisa ditempuh dari Jakarta sekitar 4 sampai 7 jam tergantung jam keberangkatan karena banyak titik – titik kemacetan yang harus dilalui. Sabar sedikit dan hasilnya akan puas untuk menikmati keindahan pantainya. Meskipun orang Indonesia masih sedikit yang bisa main selancar, tetapi mata bisa asyik menyaksikan turis – turis yang main selancar. Ada keinginan untuk mencobanya, hanya saja niat terhenti oleh rasa takut karena belum terlatih. Destinasi wisata di wilayah Pelabuhan Ratu ini sebenarnya bukan hanya Cimaja saja, karena banyak tujuan wisata lainnya seperti pantai Karang Hawu, Karang Aji, Goa Lalay, Pemandian Air Panas Cisolok, dan lain – lain. Ujar Dede.
Sementara terkait dengan tujuan GENPPARI mendatangi pantai Cimaja ini, Dede menjelaskan bahwa unjungannya kali ini bukan sekedar untuk menikmati keindahan alam saja, melainkan juga sebagai ajang untuk melakukan praktikum para tour guide. Dua minggu sebelumnya GENPPARI sudah melakukan pelatihan Tour Guide (Pramuwisata) Profesional. Mereka sudah melakukan ujian teori, maka selanjutnya mereka pun harus melalui serangkaian ujian praktik. Jadi laboratorium praktim Tour Guide itu harus langsung di tempat – tempat wisata. Hal ini dilakukan karena sekaligus melatih keberanian untuk berbicara bahasa asing (inggeris). Bahasa ini harus banyak dipraktikan, maka praktik langsung merupakan cara yang paling efektif. Ungkap Dede menjelaskan.(tm)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar