Bregasnews.com - Babi hutan alias celeng sering diburu warga karena kerap menjadi hama pertanian dan perkebunan. Jumlah individu babi hutan itu pun masih tinggi untuk Desa Gunung Tajem, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.
Mamalia bernama Latin Sus scrofa vittatus itu setelah diburu kadang kala tidak diketahui nasibnya.
Puluhan warga desa melakukan perburuan terhadap babi hutan pasca serangan yang menyebabkan tanaman padi yang hampir memasuki masa panen. Perburuan celeng itu juga melibatkan berbagai elemen masyarakat, mulai dari Koramil, Polsek, Polisi Hutan dan Satpol PP serta masyarakat.
''Sebenarnya perburuan sudah dilaksanakan sejak Rabu (24/7) malam, namun babi hutan itu tidak berhasil ditemukan, sehingga perburuan dilanjutkan hari ini,'' jelas Danramil 13/Salem Kapten Inf Iskandar Subehi.
Perburuan yang dilakukan dengan cara tradisional ini dilakukan dengan anjing pelacak hingga kamis siang ini (25/7), menurut Danramil, masih belum berhasil menemukan keberadaan kawanan babi hutan yang menyerang tanaman padi. Ia menduga babi hutan sudah masuk lebih jauh ke dalam hutan. Imbuhnya.
''Kami masih di hutan, tapi belum berhasil menemukan seekor pun babi hutan,'' katanya.
Kawanan celeng menyerang tanaman padi hingga ludes di lahan persawahan. Akibat serangan tersebut, Lahan padi seluas 2,5 Ha di Desa Gunung Tajem gagal panen.
Danramil, warga dan anggota berbagai elemen masyarakat memutuskan untuk memburu babi hutan di kawasan hutan dekat wilayah persawahan, karena warga khawatir serangan babi hutan itu akan berulang. Terlebih pada musim kemarau seperti sekarang, dimana pangan alami babi hutan di habitat mereka semakin berkurang.
''Serangan babi hutan dengan merusak tanaman di persawahan warga sebenarnya sudah sering terjadi, terutama pada musim kemarau saat ini,'' katanya. (Utsm)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar