Serka Aan Setiawan sedang bermain dengan anaknya yang hampir saja menjadi korban penculikan anak |
Bregasnews.com – Siang ini percobaan penculikan anak hampir terjadi di Desa Pasar Batang Kecamatan Brebes, dengan modus memberikan imbalan kepada si anak. Kamis (22/2/2018).
Asa Refan Egistyan (9) anak kelas 3 SD Negeri 8 Brebes, anak dari Serka Aan Setyawan Bapendim 0713/Brebes (36), sewaktu pulang les mengaji dengan berjalan kaki tiba-tiba dihampiri oleh satu orang tidak dikenal dengan mengendarai sepeda motor (identitas tidak diketahui) membujuk supaya Refan ikut membonceng dan akan diberikan imbalan berupa sejumlah uang.
Percobaan penculikan ini sudah beberapa kali terjadi di wilayah Kabupaten Brebes. Namun ada yang berhasil dan ada yang tidak. Perlu diketahui bahwa jarak antara tempat mengaji si anak dengan tempat tinggalnya berjarak kurang lebih 800 meter jika ditarik garis lurus dari rumahnya (Asmil Kodim 0713/Brebes), dan masih dipusat kota Brebes alias ramai. Percobaan ini terjadi murni karena faktor kelalaian orang tua dalam menjemput anak, jadi si anak tidak sabar dan memaksakan diri berjalan kaki pulang kerumah.
Mendengar ajakan orang tidak dikenal tersebut, Refan bergegas lari sekuat tenaga dan meninggalkan orang tersebut dipinggir jalan, melihat gelagat si anak, orang asing tersebut segera tancap gas dan kabur dalam keramaian.
Sesampainya dirumah anak tersebut menceritakan kejadian yang dialaminya kepada orang tuanya. Bagaikan disiang hari tersambar petir, ayah si anak (Aan Setyawan) dan ibunya Sania Ifanthy (30) yang dalam perjalanan menjemputnya namun berselisih jalan, langsung memeluk erat si anak sambil berlinang air mata.
“Maafkan ayah dan ibu ya nak terlambat menjemput kamu, kamipun tidak dapat berkata apa-apa lagi,” ucap Aan.
Beruntung kejadian yang dialami anak penulis naskah ini, sering mengingatkan si anak agar jika disekolah atau pun ditempat les mengaji maupun les renang, jika ada yang mangajak dan tidak kenal baik orang tersebut si anak diajari teriak “Penculik” dan segera lari ke guru pembimbingnya.
Semoga dari tulisan ini kejadian serupa tidak menimpa buah hati yang lainnya, karena target utama penculikan mereka adalah anak dibawah umur yang masih lugu dengan di iiming-imingi sejumlah uang. Jika terjadi si anak akan diselundupkan keluar negeri ataupun yang terparah si anak akan dimutilasi dan dijual organ tubuhnya dengan harga ratusan juta bahkan milyaran rupiah per bagian organ tubuhnya.
Modus yang lain yang pernah terjadi adalah, menculik si anak dari tangan atau gendongan ibunya ditempat umum bahkan, dengan cara memarah-marahi si ibu seolah-olah dirinya adalah suaminya, masyarakat yang melihatnya pun biasanya cuek karena menganggap itu adalah cek-cok suami dengan isteri dan si suami (penculik-red) langsung menarik si anak dari gendongan ibunya sambil berkata lantang “Anak demam kok dibawa keluar, dimana otakmu !,” dan akhirnya ibu dari anak yang diculik tersebut hanya bisa pasrah saat melihat buah hatinya sudah dibawa kabur, dan warga yang melihat kejadian tersebut baru tersadar bahwa itu tadi bukan ayah si anak melainkan penculik yang mengaku ayah si anak. (Aan Setyawan-red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar