Ketum Prawita GENPPARI Dede Farhan Aulawi Cerita Keindahan Pulau Nias, Sumatera Utara - bregasnews.com - Koran Online Referensi Berita Pantura

Breaking

Home Top Ad

Post Top Ad

Sabtu, 15 Maret 2025

Ketum Prawita GENPPARI Dede Farhan Aulawi Cerita Keindahan Pulau Nias, Sumatera Utara



Bregasnews.com - “ Setelah penerbangan dari Jakarta ke Medan, lalu lanjut dengan penerbangan Medan ke Gunung Sitoli Pulau Nias ditempuh sekitar 1 jam 10 menit. Setelah mendarat di *Bandar Udara Binaka Gunungsitoli*, kemudian melanjutkan perjalanan darat menggunakan mobil sekitar 2,5 – 3 jam menuju ke Desa Bawomataluo. Di desa ini terdapat warisan budaya Lompat Batu atau "Fahombo" yang mencerminkan kekuatan fisik, keberanian, dan nilai-nilai sosial, di mana pemuda melompati tumpukan batu setinggi 2 meter “, ujar Dede Farhan Aulawi di Gunung Sitoli Nias, Jum’at (14/3).


Hal tersebut ia sampaikan ketika dirinya melakukan perjalanan budaya ke pulau Nias yang masuk ke dalam wilayah Sumatera Utara. Kunjungan ini bukan merupakan kunjungan pertama bagi dirinya ke pulau Nias karena sebelumnya juga pernah melakukan kunjungan kesini. Apalagi kalau sedang musim durian yang lezat sekali, terkadang dirinya sengaja datang untuk menikmati durian lokal yang memiliki cita rasa yang khas. Ombak lautnya juga sangat bagus terutama bagi pecinta olah raga berselancar (surfing) di laut.


“ Dulu pertama kali kesini, pulau Nias terbagi menjadi 2 kabupaten saja. Namun saat ini memiliki 4 kabupaten dan 1 kota, yaitu kabupaten Nias, Nias Selatan, Nias Utara, Nias Barat dan kotamadya Gunungsitoli. Hukum adat Nias secara umum disebut fondrakö yang mengatur segala segi kehidupan mulai dari kelahiran sampai kematian “, tambahnya.


Selanjutnya ia juga menjelaskan bahwa pemuda yang berhasil melakukan tradisi lompat batu akan dianggap dewasa dan matang secara fisik. Oleh karena itu hak dan kewajiban sosial mereka sebagai manusia dewasa sudah bisa dijalankan. Cara ini juga terkadang dilakukan untuk mengukur kematangan seseorang untuk menikah. Tradisi Lompat Batu ini memang cukup unik dan menarik dan menjadi ciri khas Suku Nias. Tidak hanya itu, tradisi Lompat Batu ini juga menjadi kebanggaan Indonesia karena merupakan keunikan dan kekayaan yang bersemayam di bumi pertiwi ini. 


“ Tradisi ini dulunya merupakan ritual pendewasaan bagi pemuda Nias, yang membuktikan kesiapan mereka untuk menjadi prajurit dan menikah. Lompat Batu juga menjadi simbol kekuatan fisik, keberanian, dan keterampilan masyarakat Nias.  Tradisi ini juga memiliki aspek spiritual, di mana peserta meminta izin kepada roh leluhur sebelum melakukan lompatan “, pungkasnya.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Iklan Disewakan

Laman