Bregasnews.com - “ Berbicara masalah koperasi di Indonesia ini sangat menarik sekali karena Indonesia merupakan satu – satunya negara di dunia yang memiliki landasan konstitusional tentang koperasi tetapi pertumbuhannya relatif sangat lambat. Hal ini malah berbeda dengan beberapa negara yang selama ini di cap sebagai negara kapitalis seperti Amerika, Canada, Eropa, dan Korea yang perkembangan koperasinya sangat pesat. Hal ini bisa terlihat dari presentasi masyarakatnya yang menjadi anggota koperasi rata – rata di atas 50% “, ungkap Pegiat Koperasi dan UMKM Dede Farhan Aulawi di Bandung, Kamis (15/12).
Hal ini ia sampaikan setelah menjadi narasumber motivasi berkoperasi yang diselenggarakan oleh Balatkop Dinas Koperasi dan UMKM kota Bandung di hotel Shakti, Gede Bage kota Bandung. Dede Farhan selama ini memang sangat dikenal sebagai pegiat dan penggerak koperasi di Indonesia. Ia tercatat pernah menjadi ketua pengurus di beberapa koperasi primer, dan juga sebagai ketua pengawas. Kemudian di tingkat koperasi sekunder ia pernah menjabat ketua pengurus Pusat Koperasi Kredit Jawa Barat, dan di tingkat nasional sebagai Wakil Ketua Induk Koperasi Kredit Indonesia. Jadi kalau berdiskusi dengannya tentang koperasi nampaknya sudah khatam betul dari A sampai Z, karena ia bisa menjelaskan tidak sekedar teori saja melainkan juga sudah 27 tahun berkecimpung di dunia perkoperasian.
Di samping itu, ia juga pernah mengikuti pendidikan singkat terkait koperasi misalnya tentang “The Credit Union Business Model”, Credit Union Executive Society (CUES), Amsterdam – Netherland, “Elements of an Effective Cooperative”, Cooperative Credit Union Association (CCUA), Las Vegas – USA, “Public Sector Management Course”, Eberhard Karls Universität Tübingen, Germany, “Indirect Lending and Appropriate Due Diligence “, The Japan Consumer Credit Association, Tokyo – Japan, “Executive Leadership Development”, Police Academy, Ottawa, Canada, dan “Strategic Studies”, Victoria University of Wellington, New Zealand.
Menurutnya, koperasi sebenarnya memiliki peran strategis untuk mengembangkan potensi serta kemampuan ekonomi anggota dan UMKM di sekitarnya. Melalui koperasi, UMKM dapat memperoleh akses untuk modal usaha serta kesempatan untuk mengikuti pelatihan pengembangan usaha. Oleh karena itu, agar dapat terus mengoptimalkan peran strategis ini, koperasi dituntut untuk beradaptasi dengan perkembangan zaman, salah satunya melalui pemanfaatan teknologi digital. Namun sayang sekali realitanya masih banyak orang yang memandang sebelah mata tentang koperasi. Kadangkala koperasi dianggap sebagai kumpulan usaha orang – orang lemah, sehingga masih banyak masyarakat Indonesia yang kurang tertarik dengan koperasi. Ujarnya.
Padahal sudah saatnya koperasi mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan dan melakukan transformasi digital. Hal ini menjadi PR bersama seluruh pegiat koperasi untuk mengubah citra koperasi menjadi modern, baik dalam pengelolaan usaha, pelayanan anggota, serta akses pembiayaan. Untuk itu Pemerintah diharapkan terus mendukung pertumbuhan koperasi ini dengan banyak cara, misalnya dalam hal pemenuhan kebutuhan infrastruktur telekomunikasi dan informasi yang diperlukan guna mendukung transformasi digital tersebut. Dengan demikian akan lahir dan berkembangnya koperasi – koperasi modern yang berbasis pada digitalisasi untuk meningkatkan kualitas dan modernisasi pelayanan pada anggota. Hal ini mampu membangkitkan semangat dan motivasi bagi seluruh koperasi dalam menerapkan teknologi digital. Dengan demikian maka, para pegiat koperasi dan seluruh pelaku UMKM dapat selalu bersinergi untuk terus memberikan kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat pada khususnya dan ekonomi nasional pada umumnya.
Rebranding koperasi modern inilah yang menjadi tantangan terbesar dalam perkembangan koperasi Indonesia. Para pegiat dan praktisi harus mampu membuktikan bahwa koperasi itu keren, koperasi itu bisa berbasis teknologi, dan koperasi bisa digemari generasi milenial. Koperasi Indonesia harus meninggalkan budaya lama yang kurang baik, lalu bangkit dengan seribu terobosan agar mampu bertransformasi guna merubah dalam kondisi yang serba sulit agar tetap eksis sebagai penggerak ekonomi utama di Indonesia dalam kerangka ekonomi Pancasila. Koperasi harus terus meningkatkan layanan yang diberikan kepada anggotanya dan masyarakat luas, salah satunya dengan melakukan transformasi digital sehingga, koperasi dapat mengubah citra ‘jadul’ atau ketinggalan zaman menjadi terdepan dan terus up to date.
Kemudian ia juga mengatakan bahwa koperasi diharapkan dapat terus kreatif dan responsif dalam menjalankan bisnis usahanya. Melalui modernisasi koperasi dengan memanfaatkan teknologi digital menjadi salah satu strategi inovasi untuk mencapai efisiensi dan aktivitas layanan koperasi tanpa harus meninggalkan jati diri koperasi. Oleh karenanya koperasi harus segera berupaya untuk meningkat dan memenuhi kompetensi SDM-nya, serta meningkatkan kualitas kelembagaan dan daya saing agar dapat bersaing dengan para kompetitor bisnis lainnya. Disamping itu, fakta menunjukan bahwa koperasi juga bisa berperan dalam membangun kohesi sosial kemasyarakatan yang lebih solid. Lihat saja, bagaimana sejumlah negara Skandinavia dengan jaringan keanggotaan koperasi terbukti mampu meredam munculnya risiko konflik sosial karena semangat kebersamaan, kekeluargaan serta keadilan yang mengikat individu maupun anggota badan usaha.
“ Jadi harus ada upaya yang terarah dan berkesinambungan dalam rangka merubah mindset masyarakat tentang koperasi. Setelah itu ada upaya untuk meningkatkan kualitas SDM-nya, baik SDM pengurus, pengawas maupun pengelola koperasi. Jika hal ini sungguh – sungguh dilakukan, maka koperasi akan tumbuh dan berkembang dengan pesat, baik perkembangan usaha maupun perkembangan anggotanya “, pungkas Dede.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar