Bregasnews.com - " Saat bicara desa wisata, beberapa orang yang tinggal di perkotaan ada yang bertanya tentang konsep dan model pengembangan wisata perkotaan atau kelurahan wisata. Hal ini karena kota tidak memiliki desa, tetapi kelurahan. Di samping itu, desa dianggap punya banyak spot dan potensi wisata. Sementara kota dianggap tidak memiliki potensi wisata seperti di desa ", ujar Ketum DPP PRAWITA GENPPARI Dede Farhan Aulawi di Istanbul Turki, Jum'at (11/11).
Hal tersebut terungkap saat ngobrol santai di sebuah cafe favorit di daerah Taskim Square alias alun - alun Taskim kota Istanbul Turki. Sambil menyeruput secangkir kopi dan kebab sapi khas Turki, ia banyak memaparkan model pengembangan wisata kota.
Menurutnya, Taskim Square telah menjelma menjadi pusat budaya modern di Turki. Di sini berjejer banyak restoran, toko, dan hotel yang bisa dipilih wisatawan. Ada banyak pilihan hotel, tergantung pada ketebalan dompet yang dimiliki.
Di sini juga ada monumen Cumhuriyet Aniti yang dibuat oleh Pietro Canonica dan sudah diresmikan pada tahun 1928. Monumen ini dibangun sebagai peringatan lima tahun berdirinya republik, setelah perang pada tahun 1923. Tempat ini cocok sekali digunakan untuk bersantai dan menikmati kuliner lezat khas Turki seperti Borek, Baklava, Sarma, dan Simit.
Kemudian Dede juga menjelaskan bahwa di kawasan ini juga ada jalan Istiqlal (Istiklal Street) yang cocok untuk berbelanja atau sekadar menikmati suasana dan keramaian Turki. Istiklal Street sudah berdiri sejak zaman Utsmaniyah.
Pejalan kaki akan merasa puas karena ada jalur khusus yang disediakan sepajang lebih dari satu kilometer.
Lebih lanjut Dede menceritakan gambaran alun - alun Taskim ini. Dimana sepanjang kanan dan kiri jalan, terdapat banyak toko, dari mulai toko musik, buku, oleh-oleh, ada kafe, galeri seni, restoran hingga, wisata malam bagi para turis. Apalagi jika kunjungan dilakukan pada malam hari, aneka ornamen keindahan lampu - lampu menambah suasana semakin meriah.
" Model pengembangan wisata kota yang cukup komplit dan menjadi salah satu spot menarik di Istanbul Turki. Model ini bisa diterapkan di beberapa kota di Indonesia dengan menyertakan partisipasi masyarakat secara aktif, untuk mengurangi besarnya alokasi anggaran yang diperlukan, serta rasa memiliki untuk pengembangan wisata itu sendiri yang pada akhirnya bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat ", pungkas Dede.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar