Bregasnews.com - Disela – sela kegiatan pelantikan dan pengukuhan Pengurus DPD PRAWITA GENPPARI kabupaten Indramayu, Tim dari DPP Prawita GENPPARI dan DPW Prawita GENPPARI Jawa Barat berkunjung ke pondok pesantren Nahdlotul Mubtadiin Al Islamy kabupaten Indramayu. Dalam kunjungan tersebut, Prawita GENPPARI menjelaskan pentingnya pondok pesantren ikut membantu pengembangan pariwisata halal di Indonesia.
“ Pengertian pariwisata halal masih diterjemahkan keliru oleh sebagian orang, sehingga terkadang menjadi bahan perdebatan yang bias. Pariwisata halal jangan dilihat dari perspektif ‘destinasinya’, melainkan dari sistem ‘pelayanannya’. Pariwisata halal adalah upaya untuk memberikan pelayanan ramah Muslim di destinasi wisata. Wisatawan muslim yang bepergian ke suatu destinasi wisata tentu membutuhkan pelayanan yang berkaitan dengan makanan, minumal halal dan tempat untuk beribadah. Jadi yang dimaksud wisata halal itu pelayanannya “, ujar Ketum DPP Prawita GENPPARI Dede Farhan Aulawi di Indramayu, Sabtu (12/3).
Kemudian Dede juga menambahkan bahwa ada lima negara yang menduduki peringkat paling atas dengan pengeluaran paling tinggi yang dilakukan oleh wisatawan Muslim yang liburan ke luar negeri menurut data tahun 2019 berjumlah 200,3 juta perjalanan dengan nilai 194 miliar dolar AS. Wisatawan Muslim asal Arab Saudi mengeluarkan 24,3 miliar dolar AS untuk melakukan perjalanan ramah Muslim ke luar negeri. Sementara itu, mereka yang berangkat dari Uni Emirat Arab (UEA) mengeluarkan 17,2 miliar dolar AS, Qatar 14,2 miliar dolar AS, Kuwait 13 miliar dolar AS, dan wisatawan Muslim asal Indonesia mengeluarkan 11,2 miliar dolar AS. Angka – angka tersebut harus ditangkap sebagai peluang yang harus ditangkap untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke Indonesia dengan berbagai strategi yang bisa menarik minat kunjungan tersebut.
Negara – negara yang banyak dikunjungi wisatawan muslim selama ini adalah Spanyol menduduki urutan nomor satu (17,6 juta) wisatawan. Selanjutnya, Turki, UEA, Rusia, Perancis, Jepang, Korea, Malaysia, Thailand dan Taiwan. Terkait dengan hal ini, Prawita GENPPARI memandang sebagai peluang dan tantangan agar bisa berkontribusi dalam menarik minat para wisatawan tersebut agar lebih banyak lagi berkunjung ke Indonesia. Hal ini tentu bukan sekedar harapan, tetapi harus dibuktikan dengan langkah konkrit dalam menata pariwisata Indonesia, termasuk didalamnya melahirkan desa – desa wisata baru.
Prawita GENPPARI secara konsisten terus melakukan pengabdian dalam mendorong peningkatan kualitas SDM melalui berbagai program motivasi mahasiswa, pelajar dan para santri di berbagai pondok pesantren. Termasuk mensosialisasikan program Wisata Edukasi Berbasis Pesantren (WEBTREN). Disinilah konsep kepariwisataan bisa dikembangkan dengan berbagai model kreativitas yang harus terus ditumbuhkembangkan dengan menekankan pesan dan ilmu edukasinya, misalnya kreativitas pendidikan di bidang pertanian, perkebunan, perikanan ataupun peternakan. Namun demikian disamping membuka berbagai wawasan dan ilmu pengetahuan penunjangnya, ada anak kunci yang harus diberikan untuk membuka gerbang kesuksesan. Anak kunci yang dimaksud adalah MOTIVASI. Inilah yang melatarbelakangi program Motivasi Santri Berprestasi dari Prawita GENPPARI.
“ Jika motivasi sudah terbangun, sebenarnya saat ini setiap orang bisa belajar secara mandiri baik melalui berbagai buku maupun media internet. Itulah sebabnya kita sering mendorong agar para pengajar selalu meyisipkan pesan – pesan yang bisa memotivasi siswanya di tengah setiap mata kuliah atau mata ajaran yang ia ajarkan “, ungkap Ketum Prawita GENPPARI Dede Farhan Aulawi.
Seolah tidak pernah lelah dalam memberikan pengabdian yang terbaik buat masyarakat, jejak pengabdian Prawita GENPPARI akan tercatat dalam lembar sejarah bangsa. Pada kesempatan tersebut, pimpinan pondok pesantren menyampaikan terima kasih banyak atas program motivasi yang sudah diberikan dan mendapat respon yang sangat baik dari seluruh santri di pesantrennya.
Kemudian Dede juga menambahkan bahwa motivasi sangat penting untuk membantu dalam mencapai tujuan, memecahkan masalah, menghadapi tantangan, dan mengambil peluang. Bukan hanya itu, motivasi juga diperlukan untuk mengubah kebiasaan buruk. Kehilangan motivasi bisa memberi dampak buruk pada kualitas hidup seseorang, termasuk menimbulkan berbagai masalah kesehatan dan penyakit, misalnya stress atau depresi. Disinilah pendekatan spiritualitas melalui ibadah dan do’a harus terus ditingkatkan.
Dalam konteks ini, Dede menyampaikan beberapa kiat untuk mencapai keberhasilan yaitu yang pertama harus memiliki cita – cita yang jelas dan tertulis. Tetapkan tujuan atau target yang ingin dicapai dalam hidup secara spesifik, jelas, objektif, dan realistis. Kemudian, tulis tujuan tersebut dalam kertas besar ataupun kertas kecil agar kita selalu ingat apa yang dicita – citakan. Setelah itu, buatlah rencana dan susun langkah-langkah untuk mencapai tujuan tersebut.
“ Setelah itu lakukan ikhtiar belajar yang maksimal dan disertai dengan peningkatan kualitas ibadah dan peningkatan frekuensi do’a di waktu – waktu yang mustajabah. Kemudian juga seringlah meminta do’a dan restu dari orang tua, baik orang tua yang di rumah maupun orang tua di sekolah atau pesantren. Tak lupa perbanyak memohon do’a dari kaum miskin dan dhuafa. Kemudian tidak lupa untuk melakukan istirahat yang cukup agar kesehatan bisa tetap terjaga “, pungkas Dede. (red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar