Bregasnews.com - “ Terorisme di dunia sebenarnya bukanlah hal baru. Hal ini nampak dalam tinjauan sejarah berbagai kejadian terorisme di berbagai belahan dunia yang pernah terjadi sejak zaman dahulu kala. Namun menjadi “terkenal” sejak terjadinya peristiwa serangan gedung kembar World Trade Center (WTC) di New York, Amerika Serikat pada tanggal 11 September 2001. Kejadian tersebut menjadi titik tolak isu global yang memengaruhi kebijakan politik seluruh negara-negara di dunia untuk memerangi terorisme sebagai musuh internasional. Kegiatan Terorisme pada dasarnya bertujuan untuk membuat orang lain merasa “ketakutan” agar menarik perhatian orang, kelompok atau suatu bangsa. Biasanya perbuatan teror digunakan apabila merasa tidak ada jalan lain yang dapat ditempuh untuk melaksanakan kehendaknya. Terorisme digunakan sebagai senjata psikologis (psy-war) untuk menciptakan suasana panik, ketakutan, dan rasa keterancaman sehingga menciptakan ketidakpercayaan masyarakat terhadap kemampuan pemerintah dan memaksa masyarakat atau kelompok tertentu untuk mentaati kehendak pelaku teror “, demikian disampaikan oleh Pemerhati Terorisme Dede Farhan Aulawi di Bandung, Sabtu (29/1).
Jika kita perhatikan, “citra dan bahasa perang” selalu menonjol dalam tulisan atau pernyataan teroris. Sebagian besar teroris menganggap diri mereka sebagai tentara yang berperang untuk memperjuangkan keadilan. Teroris melihat diri mereka sendiri melalui lensa perang untuk memberikan kehormatan dan legitimasi pada tindakan kekerasan yang dilakukan. Terorisme bukanlah metode yang sekadar mengekstraksi makna dari fenomena perang, melainkan serangkaian kejutan untuk membangun istana ketakutan psikologis pada masyarakat.
Adapun tujuan dari pelatihan ini diselenggarakan untuk membekali para peserta tentang konsep dasar terorisme dalam membangun rasa ketakutan pada masyarakat sehingga menimbulkan rasa ketidakpercayaan atas kemampuan pemerintah. Dengan memahami seluk beluk kejutan – kejutan untuk membangaun ketakutan, diharapkan masyarakat bisa berpartisipasi dalam mencegah kemungkinan terjadinya tindak pidana terorisme.
Subjek materi yang akan dibahas dalam pelatihan ini meliputi :
- A Conceptual Framework - Terrorism and the Principle of Surprise
- Role of Surprise in Terrorist Operations
- Strategic Choice: Surprise as Strategic Weapon
- The Strategic Logic of a Tactical Principle
- The Moral Effect of Surprise Attack
- The Effects of Perceived Insecurity
- The Consequences for Government.
*Informasi lebih lanjut hubungi :*
- Bu Nuni : 0813-8330-7997
- Bu Lilis : 0878-3770-5505
- Bu Inez : 0813-2498-5928
- Pak Tata : 0815-7897-7777
Tidak ada komentar:
Posting Komentar