Bregasnews.com - “ Manusia sebagai mahluk sosial tentu akan saling membutuhkan dan berinteraksi satu sama lainnya. Satu sama lain saling mempengaruhi dan tergantung ruang potensi yang dimiliki oleh masing – masing individu. Ada orang yang fikiran dan ucapannya berpengaruh besar terhadap masa depan perekonomian atau teknologi, tetapi juga tidak sedikit masyarakat yang ruang fikiran dan ucapannya tidak berpengaruh terhadap apapun. Lihat saja bagaimana ketika seorang Mark Zuckerberg yang mengatakan “METAVERSE” sebagai dunia masa depan, maka sontak saja istilah Metaverse menjadi ramai dibicarakan di berbagai media sosial “, ujar Ketum DPP Prawita GENPPARI Dede Farhan Aulawi di Bandung, Sabtu (15/1).
Selanjutnya Dede juga menjelaskan terkait dengan “Metaverse’ yang pada hakikatnya merupakan gabungan dari aspek virtual reality (VR), augmented reality (AR), media sosial, dan cryptocurrency yang bertujuan agar pengguna dapat berinteraksi dalam realitas digital. Hal ini tentu bukan sesuatu yang hadir secara tiba – tiba, karena Metaverse merupakan rangkaian dari perkembangan konsep yang telah ada sebelumnya. Semua yang ada saat ini adalah out put dari rangkain proses perkembangan sebelumnya. Pada tahun 2003 sebenarnya sudah ada dunia virtual bernama Second Life yang menawarkan adanya konsep virtual community yang dibuat dengan maksud menghubungkan orang tanpa harus bertemu secara langsung. Teknologi tersebut, seperti Second life, SimCity, bahkan Metaverse sebenarnya terinpirasi dari novel-novel science fiction seperti Frankenstein, Snow Crash, dan Ready Player One. Ujarnya.
Berhubung Metaverse ini merupakan perkembangan dari dunia digital secara umum, maka teknologi Metaverse diyakini dapat diterima masyarakat Indonesia, khususnya kaum muda urban yang terbisa dengan kecanggihan teknologi, memiliki pendapatan ekonomi, dan suka mencoba hal baru. Kalangan masyarakat yang memiliki kriteria tersebut akan menjadi pengadopsi inovasi atau early adopter Metaverse. Tapi bagi sebagian masyarakat yang “gagap teknologi”, tentu akan mengalami kesulitan untuk ikut serta dalam inovasi media tersebut.
Jadi istilah metaverse mengacu pada dunia virtual yang menyerupai kehidupan dunia nyata, dengan tanah, bangunan, avatar yang bisa dibeli dan dijual, yang seringkali menggunakan mata uang kripto. Di dalam dunia ini, orang-orang dapat beraktivitas, berteman, mengunjungi tempat tertentu, hingga membeli barang dan jasa, layaknya di kehidupan nyata. Konsep dasarnya mulai dikenalkan dalam novel Snow Crash karya Neal Stephenson di tahun 1992 yang menceritakan perjalanan metaverse sepasang kurir untuk menyelamatkan diri dari distopia kapitalis.
Metaverse memiliki beberapa karakteristik, seperti Persisten, yaitu akan terus berjalan tanpa pernah mengalami reset, jeda, dan tidak akan berakhir. Real-time, maksudnya meskipun peristiwa dalam ruang metaverse telah didesain sebelumnya, namun pengguna bisa merasakan tiap pengalaman secara real-time. Fungsi Ekonomi, yaitu berbagai aktivitas jual-beli, transaksi produk dan layanan dilakukan dengan mata uang asli berbasis blockchain. Jembatan dengan Dunia Nyata, maksudnya bahwa teknologi ini menghubungkan antara dunia virtual dengan dunia nyata melalui digitalisasi atau tautan koordinat grafis yang sebenarnya. Kemudian peran pengguna sebagai kontributor konten terbesar.
Salah satunya produk yang terkait dengan hal ini adalah NFT (Non-fungible Token). NFT merupakan sertifikat digital yang bisa menjual karya seni virtual. Akhirnya lahirlah apa yang disebut dengan NFT Art untuk menjual karya seninya. Setelah terhubung dengan dompet digital, tinggal menunggu orang yang mau membeli atau menawarkan karya seni tersebut. Ada juga Voxel sebuah karya digital 3 dimensi (3D). Dan tentu masih banyak contoh lain dari aneka produk tersebut. Sementara pasar NFT yang paling umum diketahui adalah OpenSea, Mintable, Nifty Gateway, dan Rarible. Ada juga pasar khusus untuk jenis NFT yang lebih spesifik, seperti NBA Top Shot untuk sorotan video bola basket atau barang berharga untuk melelang tweet seperti Dorsey yang saat ini siap untuk ditawar.
Adapun cara membuat NFT di OpenSea adalah sebagai berikut :
- Masuk ke situs OpenSea melalui dompet Metamask
- Lengkapi ketentuan yang diminta dan setujui transaksi
- Buat profil
- Setelah membuat profil, kembali masuk ke situs dan pilih 'Create'. Masukkan NFT dari menu dropdown
- Lalu pilih 'Create' yang ada di bawah 'Create New Collection' agar bisa mengunggah NFT. Berikan nama dan isi deskripsi
- Kemudian klik simpan dan tunggu pesan konfirmasi
- Untuk membuat NFT yang baru, klik 'Add New Item' di bawah ikon 'Collections' dan isi informasi lain
- Lalu pilih transaksi melalui Metamask dan tunggu NFT disetujui oleh OpenSea. Setelah disetujui OpenSea, NFT akan muncul dalam daftar jual beli
“ Sosialisasi teknologi ini khususnya ke kaum milenial dipandang penting agar mereka bisa terus belajar sehingga familiar dalam penggunaannya. Aneka produk ekonomi kreatif dari segenap lapisan masyarakat Indonesia sesungguhnya memiliki potensi pasar dan nilai ekonomi yang tinggi jika tahu dan faham bagaimana mengoptimalkan setiap sumber daya teknologi digital yang tersedia, termasuk METAVERSE ini “, pungkas Dede. (red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar