Bregasnews.com - " Manusia merupakan mahluk yang diberi akal dan nafsu. Kedua hal tersebut sering bermain dalam fikiran dan menentukan cara pandang dan pola sikap masing-masing. Termasuk cara pandang manusia terhadap harta, berdampak pada pola nya dalam memandang harta itu sendiri ", kata Dede Farhan Aulawi di Bandung, Senin (24/1).
Ada orang yang memandang harta sebagai sesuatu yang harus diikhtiarkan secara maksimal, lalu apapun hasilnya tinggal diserahkan kepada Allah dan diterima dengan ikhlas dan sabar. Manusia perlu mencari harta karena sebagian ibadah juga dalam pelaksanaannya memerlukan harta, misalnya ibadah haji, zakat, dan lain - lain. Bahkan kemiskinan bisa mendekatkan manusia pada kekufuran. Oleh karenanya manusia memang harus terus berusaha dan jangan pernah berputus asa.
Namun di sisi lain kadangkala manusia ada yang lupa daratan dalam memandang harta, sehingga semua fikiran dan ikhtiar hanya untuk harta semata, sehingga harta menjadi tujuan hidupnya. Secara langsung tentu orang akan membantahnya, tapi perilaku dan pola sikapnya mengindikasikan ke arah itu. Lihat saja para koruptor yang telah mengambil hak negara atau hak orang lain. Mereka kebanyakan adalah orang - orang yang sebenarnya sudah kaya, tetapi karena nafsu dan keserakahannya akhirnya segalanya dieksploitasi untuk menumpuk harta sampai sebelas turunan mungkin takkan habis.
Kemudian ada juga orang yang hidupnya dipenuhi oleh kekhawatiran dan rasa takut akan harta, takut miskin, dan lain - lain sehingga hidupnya dipenuhi oleh kegelisahan. Dampaknya cara pandang dia dalam menggunakan harta terlalu penuh perhitungan sehingga cenderung menjadi kikir bin pelit. Padahal dari setiap harta yang kita miliki pada hakikatnya ada hak orang lain. Namun mungkin karena pengaruh godaan setan, ia merasa berat dan sungkan untuk menunaikan hak yang memang menjadi hak orang lain tersebut.
Begitulah piawainya setan menakut-nakuti manusia dengan kemiskinan. Setan membuat manusia merasa selalu kekurangan padahal karunia dan rejeki dari Allah itu sangat banyak.
Coba perhatikan firman Allah :
الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَاءِ ۖ وَاللَّهُ يَعِدُكُمْ مَغْفِرَةً مِنْهُ وَفَضْلًا ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
“Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir) ; sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripadaNya dan karunia. Dan Allah Mahaluas (karuniaNya) lagi Maha Mengetahui” [Al-Baqarah : 268]
Ibnu Katsir menjelaskan bahwa manusia ditakut-takuti kemiskinan sehinga menjadi pelit terhadap hartanya. Beliau berkata,
يخوفكم الفقر ، لتمسكوا ما بأيديكم فلا تنفقوه في مرضاة الله
“Setan menakut-nakuti kalian akan kemiskinan, agar kalian menahan harta di tangan kalian dan tidak kalian infakkan untuk mencari ridha Allah.” [Tafsir Ibnu Katsir]
Manusia semakin takut dengan kemiskinan karena sifat dasar manusia sangat cinta terhadap harta dan harta adalah godaan (fitnah) terbesar manusia. Sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu ‘alihi wa sallam,
إِنَّ لِكُلِّ أُمَّةٍ فِتْنَةً، وَفِتْنَةَ أُمَّتِي الْمَالُ
“Sesungguhnya pada setiap umat ada fitnah (ujiannya) dan fitnah umatku adalah harta” [HR. Bukhari]
Kunci agar bisa lepas dari godaan setan ini adalah tetap merasa qana’ah dan giat bekerja. Seseorang akan terus merasa kurang dan miskin apabila tidak merasa qana’ah dan selalu melihat orang lain yang berada di atasnya dalam urusan dunia. Mayoritas pergaulannya adalah orang-orang yang lebih kaya sehingga ia tidak merasa qana'ah, karenanya kita diperintahkan untuk selalu melihat yang berada di bawah dalam urusan dunia.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
انظروا إلى من هو أسفل منكم ولا تنظروا إلى من هو فوقكم ، فهو أجدر أن لا تزدروا نعمة الله عليكم
“Lihatlah orang yang berada di bawahmu (dalam masalah harta dan dunia) dan janganlah engkau lihat orang yang berada di atasmu. Dengan demikian, hal itu akan membuatmu tidak meremehkan nikmat Allah padamu.”[HR. Bukhari dan Muslim]
Perlu diketahui bahwa godaan setan akan kemiskinan akan berdampak munculnya rasa pelit, tidak mau berinfak atau membantu sesama. Rasulullah bersabda bahwa sedekah tidak akan mengurangi harta seseorang.
مَا نَقَصَ مَالُ عَبْدٍ مِنْ صَدَقَةٍ
“Harta seorang hamba tidak akan berkurang karena shadaqah.” [HR. Tirmidzi]
Syaikh Muhammad Al-Mubarakfuri menjelaskan bahwa harta yang disedekahkan akan bertambah berkahnya. Beliau berkata
تصدق بها منه بل يبارك له فيه
“Harta yang disedekahkan akan diberkahi (diberikan kebaikan yang banyak)” [Lihat Tuhfatul Ahwadzi]
" Dari uraian singkat di atas, mudah - mudahan kita bisa mengambil pelajaran dan hikmah dalam kehidupan yang singkat ini. Semoga Allah melindungi kita dari godaan setan berupa rasa takut akan kemiskinan dan semoga Allah memudahkan kita untuk berinfak. Aamiin YRA ", pungkas Dede. (tris)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar