Bregasnews.com - “ Kita tidak cukup dengan rasa kagum dan puas akan jumlah dan keragaman potensi wisata yang ada di Indonesia ini, tapi ada yang lebih penting lagi yaitu kemampuan dalam pengembangan potensi wisata tersebut sehingga menjadi destinasi wisata favorit para wisatawan. Hal ini tentu tidak mudah seperti membalikan telapak tangan, karena semua butuh proses dan ilmu pengetahuan serta keterampilan untuk melakukannya. Untuk itulah sejak awal Prawita GENPPARI sangat konsen dalam peningkatakn kualitas SDM kepariwisataan Indonesia melalui berbagai program pelatihan kepariwisataan “, ungkap Ketum DPP Prawita GENPPARI Dede Farhan Aulawi di Bandung, Jum’at (17/12).
Hal tersebut ia sampaikan di kediamannya setelah melakukan olah raga ringan untuk menjaga stamina dan kebugaran tubuh, ujarnya. Ia selama ini memang dikenal sangat aktif dalam menunjang program pemulihan ekonomi nasional dan peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui beberapa bidang, terutama di bidang kepariwisataan, seni budaya dan UMKM. Kiprahnya sudah tidak diragukan lagi, ia banyak melakukan karya dan tindakan nyata di tengah – tengah masyarakat desa. Dari satu desa ke desa lainnya ia jalani beserta dengan Tim DPP yang didampingi pengurus dari DPD Prawita GENPPARI setempat. Itulah secercah catatan sejarah pengabdian panjangnya untuk bangsa dan negara. Meskipun tanpa dukungan operasional dari Pemerintah, ia tetap bekerja ikhlas dalam pengembangan wisata serta merubah pola fikir dan pola tindak masyarakat dalam memelihara dan merawat lingkungan desanya agar mampu menjaga kehidupan umat manusia selanjutnya.
Untuk itulah, Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Prawita GENPPARI hampir setiap minggu menyelenggarakan pelatihan GRATIS bagi masyarakat dengan berbagai latar belakangnya. Semua upaya ini dilakukan dalam rangka meningkatkan literasi masyarakat dalam berfikir dan bertindak yang penuh manfaat bagi kemaslahatan umat. Ia menyadari betul, bahwa kualitas suatu negara tergantung pada kecerdasan dan pengetahuan, alias kualitas SDM-nya. Penduduk suatu daerah yang semakin banyak mencari ilmu dengan semangat, maka akan semakin tinggi peradabannya.
Saat ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat menuntut seseorang untuk cepat mempelajari dan menguasai segala macam ilmu pengetahuan dan teknologi. Jika tidak, maka seseorang akan tertinggal dan kalah dalam persaingan di berbagai bidang. Begitupun dalam bidang kepariwisataan yang merupakan basis keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif bangsa, saat ini dinilainya masih perlu untuk terus ditingkatkan dengan pelibatan partisipasi masyarakat secara lebih luas.
Selanjutnya Dede juga mengatakan bahwa manusia dapat mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut dengan menggunakan keterampilan literasi (menulis dan membaca) yang memadai. Kemampuan literasi yang tinggi dapat mendorong perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Itulah sebabnya, salah satu program unggulan Prawita GENPPARI adalah melahirkan atau setidaknya turut mendukung kelahiran aneka bentuk perpustakaan desa ataupun taman baca di desa – desa. Jelasnya.
Secara sederhana, literasi dapat didefinisikan sebagai sebuah kemampuan membaca dan menulis, serta kemampuan untuk menambah pengetahuan, keterampilan yang memungkinkan seseorang memiliki kemampuan berpikir kritis, mampu memecahkan masalah dalam berbagai konteks dan mampu berkomunikasi secara efektif. Pengertian tersebut memberikan arti bahwa literasi akan memberikan banyak keuntungan bagi seseorang, misalnya memiliki wawasan lebih luas. Semakin luas wawasan, tentu saja semakin terbuka dalam menghadapi masalah, konflik ataupun dalam menyikapi masalah kehidupan secara umum. Hal ini pula yang melatarbelakangi kenapa Prawita GENPPARI selalu mendorong sekaligus melaksanakan berbagai upaya dalam meningkatkan literasi anggotanya.
Menurutnya, berpikir kritis adalah konsep untuk merespon suatu pemikiran yang diterima oleh seseorang. Dalam critical thinking, Michael Scriven, seorang profesor di bidang ilmu perilaku dan organisasional dari Claremont Graduate University, menyatakan bahwa berpikir kritis adalah proses disiplin intelektual untuk secara aktif dan terampil membuat konsep, menerapkan, menganalisis dan/atau mengevaluasi informasi sehingga semua itu bisa memberi nilai manfaat bagi diri ataupun lingkungannya.
Literasi dalam pandangannya, diyakini dapat memiliki nilai manfaat seperti meningkatkan pengetahuan kosa kata, mengoptimalkan kinerja otak, meningkatkan kemampuan verbal, meningkatkan kemampuan analisis dan berpikir, dan membantu meningkatkan daya fokus dan konsentrasi seseorang.
“ Kesadaran akan pentingnya literasi dalam kemampuan berpikir kritis perlu terus ditingkatkan. Apalagi saat berbicara di bidang kepariwisataan, sangat diperlukan sentuhan – sentuhan seni yang bisa merangsang lahirnya daya cipta dan karya pesona “, pungkasnya mengakhiri percakapan. (red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar