Oleh : HMS Wibowo
Syahdan di sebuah rimba belantara hiduplah *Harimau* Si Raja Rimba yang memerintah secara sewenang - wenang , bengis lagi kejam.
Pada suatu hari Sang Raja Rimba , mendengar isu- isu di tengah - tengah komunitas hewan sebagai warga rimba belantara. Semakin hari , semakin ramai diperbincangkan publik , hingga pada khalayak paling bawah di pasar.
Perbincangan dan pergunjingan menurut Si Raja Rimba , bukan hanya dapat *mendelegitimasi kekuasaan*, tetapi juga berdampak pada *stabilitas nasional yang sehat dan dinamis* menjadi terganggu.
Berbagai informasi digali oleh istana Sang Raja Rimba , tibalah pada suatu kesimpulan bahwa *ruangan istana Sang Raja Rimba tidak Steril sehingga bau menyengat termasuk sekujur tubuh sang Raja*. Sehingga dalam setiap kunjungan kerja ke daerah mendapat penolakan warga hewan yang lain.
Untuk memperoleh bukti- bukti atas isu yang berkembang , sang Raja Rimba belantara memanggil *tiga pimpinan warga binatang* yang berpengaruh untuk mendapat kebenaran informasi yang menjadi pergunjingan.
*Pertama*, pimpinan binatang yang di undang pertama ke istana Raja Rimba adalah *seekor anjing Herder* yang besar . Silahkan pimpinan Herder untuk masuk ruang Istana , kata Raja Rimba.
*Raja Rimba*: Wahai Herder , katakan sejujur - jujurnya apakah saudara mencium bau yang menyengat di ruang ini , sambil badan sang Raja Rimba mendekat
*Herder*, Mohon ampun yang mulia , memang benar yang mulia di ruangan ini begitu menyengat baunya dan memualkan , kata Herder
*Raja Rimba*, Sungguh engkau kurang ajar wahai Herder , sambil Raja Rimba menerkam Herder dan merobek- robeh tubuhnya sampai lumat , dan mati
*Kedua*, Pimpinan binatang yang kedua di undang ke Istana adalah Kijang. Silahkan masuk pimpinan Kijang. Kijang kaget dan ketakutan melihat Herder yang terkapar sudah tidak bernyawa .
*Raja Rimba* , Silahkan masuk wahai pimpinan Kijang . Katakan dengan jujur wahai pimpinan Kijang : Apakah ruangan ini saudara mencium bau yang menyengat , sambil badan Raja Rimba mendekat
*Kijang*, sambil gemetar dan ketakutan pimpinan Kijang menjawab : *Wahai Raja yang mulia , ruangan ini termasuk badan yang mulia harum lagi menyegarkan*.
Sambil Sang Raja Rimba meraung- meraung sekeras - kerasnya *dasar kamu kurang ajar Kijang , kamu munafik , beraninya membohongi Raja*, diterkamlah pimpinan Kijang sambil merobek - robek tubuhnya.
*Ketiga*, Giliran pimpinan binatang ketiga dan terakhir yang di undang ke Istana adalah *Kancil*. Silahkan Pimpinan Kancil masuk , kata Raja Rimba mempersilahkan Kancil. Setelah berada di depan pintu masuk tercium bau ruangan dan badan Raja Rimba yang menyengat dan memualkan , *tiba- tiba Kancil bersin ( wahing ) sebanyak tiga kali*.
*Raja Rimba*, Wahai pimpinan Kancil , jawab dengan jujur : *Apakah ruangan ini tercium bau yang menyengat sehingga saudara bersin sebanyak tiga kali*?. Tanya Raja Rimba
*Kancil*, Sambil gemetar dan ketakutan menjawab : *Mohon ampun yang mulia Raja Rimba , hamba bersin sebanyak tiga kali karena hamba sedang pilek , hidung sedang mampet , jadi tidak tau apakah ruangan ini dan badan yang mulia itu bau atau tidak* jawab pimpinan Kancil.
*Raja Rimba*, Oh begitu saudara pimpinan Kancil . Silahkan saudara Kancil untuk meninggalkan ruangan ini , kata Raja . Begitu gembiranya Sang Pimpinan Kancil , buru- buru ke luar ruangan.
( *Moh Mahfud MD* : Konstitusi dan Hukum Dalam Kontroversi Isu )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar