Bregasnews.com (Banyumas) – Eyang Gusti Aji atau Mbah Purnomo Sidi atau masyarakat Desa Cikawung, Kecamatan Pekuncen, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menyebutnya dengan nama Mbah Pur, adalah salah satu ulama penyebar agama islam di wilayah Kabupaten Banyumas atau Kota SATRIA.
Waliyulloh yang juga dikenal dengan nama Panembahan Giri Rahayu ini, meninggal pada tahun 13 Mei 1985, memiliki satu orang istri dan dua orang anak yang juga dimakamkan di satu tempat yang dulunya merupakan bekas rumahnya, yaitu di Desa Petahunan, Kecamatan Pekuncen, yaitu desa yang saat ini menjadi lokasi TMMD Reguler 108 Kodim 0701 Banyumas.
Disampaikan Warno (77), warga setempat asal RT. 02 RW. 03 dan juga tukang ojek setempat, selain di Dukuh Karang Delima RT. 07 RW. 04, Desa Petahunan, petilasan Beliau yang berupa rumah juga ada di Desa Cikawung RT/RW. 02, Kecamatan Pekuncen, yang berjarak hanya kurang lebih 50 meter dari Jalan Nasional Tegal-Ajibarang, atau dari pangkalan ojek biasa dirinya mangkal, di pintu masuk ke arah Desa Semedo dan Petahunan.
“Memang rumah Beliau juga belum diketahui banyak orang. Namun kalau makamnya yang ada di Desa Petahunan, pernah dikunjungi mantan Presiden RI kedua yaitu Soeharto, Presiden Gus Dur, dan Pak Gatot Nurmantyo (mantan Panglima TNI),” ujarnya, Minggu (28/6/2020).
Dijelaskan Warno tentang kondisi rumah Eyang Gusti Aji di desanya tersebut, rumah itu sekarang kosong karena penghuni terakhirnya adalah salah satu anaknya yang bernama Raden Ajeng Dyah yang meninggal tahun 2016 lalu.
Keturunan Eyang Gusti Aji hanya sampai pada R. Ajeng Dyah, karena kedua anaknya tidak menikah sampai meninggal dunia sehingga terputus dan menjadikan rumah tidak terawat.
Kebanyakan warga setempat percaya bahwa rumah ini angker karena jarang dihidupkan lampunya.
“Mungkin karena Almarhumah R. Ajeng Dyah tidak kuat dengan ilmu karomah atau benda-benda pusaka yang diwariskan Kanjeng Eyang Gusti Aji,” ujarnya menambahkan.
Dengan tereksposnya tempat ini, Warno berharap rumah salah satu tokoh penyebar agama islam itu dijadikan sebagai cagar budaya sehingga banyak peziarah datang untuk melihat dari dekat peninggalan-peninggalannya, termasuk mendoakan Beliau dan keluarganya.
“Semoga dapat bermanfaat bagi umat islam umumnya dan bagi perekonomian warga setempat dari kunjungan peziarah jika rumah ini dijadikan cagar budaya,” pungkasnya. (Aan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar