Bregasnews.com, Brebes – Bencana alam tanah longsor memang tidak dapat dihindari, namun tinggal bagaimana upaya manusia mengembalikan fungsi alam dengan melakukan mitigasi bencana guna meminimalisir musibah serupa.
Ketua Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Riswo, S.Pd (54), memberikan apresiasi kepada ratusan orang di wilayah Kecamatan Salem, yang terdiri dari anggota Koramil 13 Salem Kodim 0713 Brebes, Polsek, FPRB dan anggota LMDH Desa Pasirpanjang, Komunitas Bangbara, Banser, Perhutani dan masyarakat yang berjumlah tidak kurang dari 70 orang.
Hal ini disampaikannya di lokasi penanaman 3.000 bibit pohon trembesi di petak 7 d areal Perhutani BKPH Salem KPH Pekalongan Barat, di kawasan Gunung Lio, atau tepatnya di mahkota longsor yang menyebabkan 18 korban jiwa dan 4 orang hilang di wilayah Desa Pasirpanjang, Salem (22/2/18).
Sementara disampaikan Bati Tuud Koramil 12 Salem Kodim 0713 Brebes, Pelda Jahri, bahwa sebelumnya di awal tahun 2019 (12/1), pihaknya bersama segenap komponen juga telah melakukan reboisasi di areal longsor di wilayah Desa Pasirpanjang, Salem, dengan menanam sebanyak 3.850 bibit pinus ditanam di Bukit Labuhan.
“Penanaman sebelumnya juga telah dilakukan di Bukit Labuhan areal Perhutani BKPH Salem petak 7f seluas 7 hektar,” ucapnya kepada Jurnalis Bregasnews.Com, Senin (2/12/2019).
Rusman, Asisten Perhutani BKPH Salem, membenarkan bahwa bibit merupakan bantuan dari Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Pemali-Jratun, Desa Baros, Kecamatan Ketanggungan, Brebes.
“Penghijauan kembali dilakukan menjelang musim penghujan 2019 agar bibit yang ditanam hidup. Semoga kedepan akan meminimalisir longsoran yang dulu pernah terjadi,” ucapnya berharap.
Rusman menambahkan, upaya ini sudah mulai dilakukan sejak November 2018 lalu, dan areal yang telah ditanami juga telah dipasang kawat berduri untuk mencegah bibit dimakan ternak warga yang diliarkan dan hewan liar.
Selain itu juga telah ditanam sebanyak 850 bibit pohon pada lahan seluas 1 hektar yang meliputi durian, rambutan, pete, jambu dan alpukat, yang difokuskan pada tebing-tebing bekas longsoran sebagai upaya pencegahan pengikisan tanah. Pohon produksi yang ditanam nantinya juga bisa dimanfaatkan untuk masyarakat sekitar hutan.
Sekedar diketahui, luas timbunan longsor di titik akhir yaitu persawahan Desa Pasirpanjang, Salem (22/2/18) mencapai 16,8 hektar. Material utama berasal dari mahkota longsor Bukit Labuhan yang mencapai titik tersebut sejauh kurang lebih 1 kilometer. Diperkiraan 1,5 juta meter kubik menutup persawahan warga dengan ketebalan bervariasi dari 5-20 meter.
Longsor ini juga telah memutus Jalan Provinsi di ruas Banjarharjo-Salem, sepanjang 520 meter. (Aan/Trs)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar