Bregasnews.com – Mungkin sebagian dari kita masih awam dengan istilah penyakit Difteri. Apa itu Difteri....?, Difteri adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh bakteri, dengan penularan melalui kontak dengan penderita atau pembawa. Walaupun jarang terjadi, seseorang dapat terjangkit melalui kontak dengan benda-benda yang tercemar dengan benda bekas kotoran dari orang yang terinfeksi Difteri. Penderitanya akan mengalami gejala seperti demam, sakit tenggorokan dengan bercak membran abuan melekat ke tenggorokan dan kesulitan untuk bernapas. Dalam kasus berat, dapat menyebabkan terhalangnya saluran pernapasan, gagal jantung, kerusakan syaraf bahkan kematian.
Menurut data dari Departemen Kesehatan RI pada Pusat Kesehatan Ibu dan Anak, untuk pencegahan penyakit ini adalah dengan mendapatkan hasil vaksinasi secara optimal dan tahan lama, maka seorang anak harus mendapatkan 3 dosis Vaksin DT (Difteri Tetanus) dalam tahun pertama hidupnya (mulai dari 2 bulan, dipisahkan dengan jarak paling sedikit 4 minggu diantara dua dosis), dan satu dosis vaksin penguat pada usia 18 bulan. Dua dosis vaksin penguat lainnya akan diberikan kepada siswa-siswa kelas 1 dan kelas 6 SD. Vaksin DT dapat diberikan bersamaan dengan vaksin lainnya.
Dalam pencegahan bahaya Difteri tersebut, Puskesmas Bumiayu yang bersinergi dengan Babinsa setempat melaksanakan vaksinasi Difteri terhadap 490 anak, dengan umur antara 1 sampai dengan 15 tahun di Rw. 07 (yang mencakup 8 RT) Desa Bumiayu. Kamis (11/1/2018).
Menurut Kepala Puskesmas Bumiayu dr. Zunan Arif Budi S, “Kami mengerahkan 8 orang dokter dan 15 bidan desa guna pelayanan berupa pemberian vaksin difteri gratis kepada 490 anak di Desa Bumiayu. Dari 490 anak yang kemungkinan belum tervaksin Difteri tersebut, pihak kami mendapat bantuan dari Babinsa Desa Bumiayu guna pengerahan para anak tersebut untuk kami vaksin di puskesmas. Sebelumnya kami juga menghimbau kepada para warga yang anaknya belum divaksin maupun yang belum vaksinasi lanjutan agar membawa putra dan putrinya datang ke Puskesmas Bumiayu pada hari Kamis tanggal 11 Januari 2018, dan alhamdulillah berkat bantuan dari Koramil maupun pihak terkait lainnya Vaksinasi Difteri dapat kami berikan kepada ratusan anak tersebut,” bebernya.
Lebih lanjut dr. Zunan menjelaskan, “Siapa saja yang tidak boleh menerima Vaksin Difteri antara lain adalah, anak-anak dengan reaksi alergi serius terhadap salah satu komponen vaksin atau dosis vaksin Difteri sebelumnya dan anak dengan riwayat reaksi alergi yang serius untuk bahan pengawet tertentu yang sudah pernah diberikan sebelumnya. Untuk itu kami laksanakan skin test terlebih dahulu, untuk meminimalisir efek samping vaksinasi tersebut. Sedangkan untuk efek samping yang sangat jarang terjadi pada pemberian vaksin difteri adalah, gejala demam ringan (biasanya terjadi dalam waktu 3 hari setelah vaksinasi) atau sedikit pembengkakan disekitar tempat suntikan, saya anjurkan untuk para orang tua agar menggunakan obat penurun panas untuk meringankan gejala tersebut. Kedua adalah, jika anak kesulitan bernapas atau koma setelah vaksinasi walaupun hal ini sangat jarang terjadi, harap segera bawa buah hatinya ke Puskesmas ataupun rumah sakit terdekat guna menerima pertolongan medis,” pungkasnya.
Sementara menurut Babinsa Desa Bumiayu, Serda Eko Nuhyoto, “Upaya pendampingan terhadap Puskesmas Bumiayu tersebut adalah sudah merupakan suatu kewajiban bagi seorang Babinsa, karena seorang Babinsa dituntut peka terhadap lingkungan maupun warganya, Alhamdulillah animo dan kesadaran para orang tua anak di desa binaan saya sangat luar biasa,” ungkapnya.
Kerja sama yang baik antara Puskesmas dengan Koramil 08/Bumiayu ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat setempat, sehingga menjadi komitmen bersama dalam usaha meningkatkan kesehatan masyarakat khususnya kepada para generasi penerus dari ancaman bahaya Difteri. (Aan-ts)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar