Bregasnews.com - Sekitar jam
13.30 waktu Kalimantan Tengah rombongan Tim dari Kompolnas memasuki kawasan
Satbrimobda Kalteng. Tim Kompolnas dipimpin oleh Dede Farhan Aulawi selaku
Komisioner Kompolnas. Kompolnas dating untuk menjalankan fungsinya sebagai
pengawas fungsional kepolisian. Dimana mekanisme pengawasan dilakukan melalui
kegiatan pemantauan dan penilaian kinerja dan integritas anggota dan pejabat
Polri sebagaimana amanat Perpres No. 17 Tahun 2011 tentang Komisi Kepolisian
Nasional.
Kompolnas memandang bahwa fungsi satuan Brimob di Polri itu sangat
penting dan strategis.
Korps Brigade Mobil ( Brimob)
adalah unit (Korps) tertua di dalam Kepolisian Republik Indonesia (Polri)
karena mengawali pembentukan kepolisian Indonesia pada tahun 1945. Korps ini
dikenal sebagai Korps Baret Biru Tua. Brimob termasuk satuan elit (pasukan
khusus) dalam jajaran kesatuan POLRI, untuk itulah Brimob sangat memiliki nilai
historis dilihat dari sejarah perjalanan kepolisian, dan sangat strategis dari
tugas – tugas pokok yang diembannya.
“ Tugas – tugas Brimob ke depan
akan semakin berat. Kejahatan telah bermetamorfosa dalam berbagai bentuk,
jenisnya heterogen, sifatnya super dinamik dan eskalasinya tidak lagi linier
melainkan eksponensial. Skalanya bisa Zerro Dot Nine (ZDN) artinya dalam
situasi tenang bisa tiba – tiba muncul dan membesar, setelah itu hilang lalu
muncul lagi dengan perubahan model dan modus yang unpredictable. Situasi
seperti ini akan semakin menuntut kesiapsiagaan seluruh anggota Brimob di
setiap waktu. Anggota Brimob itu harus memiliki karakteristik yang cerdas
akalnya, prima staminanya, sigap responnya, gesit keterampilannya, super disiplinnya,
hebat kinerjanya dan bisa diandalkan kehadirannya. Termasuk kemampuan
pengendalian emosi yang luar biasa yang mencerminkan watak dan kematangan
pribadi yang handal “, ungkap Dede Farhan Aulawi dalam pengarahannya.
Dalam crime forecasting
mengilustrasikan bahwa conventional crime akan berkurang seiring dengan
peningkatan kecerdasan dan kualitas pengetahuan, namun jika hal tersebut tidak
diimbangi dengan pendidikan moral dan agama bisa bermutasi menjadi gen – gen
contemporary crime. Lihat saja kejahatan – kejahatan terbaru saat ini. Sumber
kejahatan analog berkurang, sementara kejahatan digital meningkat artinya
banyak kejahatan – kejahatan baru yang muncul seiring perkembangan teknologi
khususnya bidang IT. Dan hal ini akan terus berkembang tidak pernah berhenti.
Kemampuan dalam melakukan Scientific Crime Investigation menjadi sangat –
sangat penting “, tandas Dede Farhan Aulawi.
“ Sehubungan dengan karakteristik
kejahatan yang berkembang ke depan bersifat Zerro Dot Nine ini, maka fungsi
Brimob akan semakin strategis. Tidak saja strategis dari fungsi internal
kepolisian, tapi juga strategis dalam mengemban amanah untuk mengamankan bangsa
dan negara. Jaga amanah ini dengan baik. Tingkatkan kesiapan, kesigapan dan
keterampilan. Belajar terus setiap waktu, baik belajar dari buku maupun belajar
dari pengalaman. Baca….baca….baca….dan selamat bertugas ”, pungkas Dede Farhan
Aulawi mengakhiri pengarahannya.
Berbagai arahan yang disampaikan
oleh Komisioner Kompolnas Dede Farhan Aulawi di berbagai satwil dan satker
Polri, menunjukkan bahwa beliau memiliki kapabilitas dan komitmen yang tinggi
untuk kemajuan Polri. Tidak kenal lelah terus mendorong dan memotivasi seluruh
anggota Polri untuk menjalankan tugas dengan tulus dan penuh pengabdian. Beliau
tidak sekedar menyampaikan orasi sebagai orator, tetapi juga mengajak untuk
terus memperbaiki institusi Polri yang dicintainya dengan tulus.
“ Menjadi polisi yang baik bukan
sekedar harapan institusi Polri tetapi juga amanah bangsa dan negara yang
dipercayakan pada Polri. Jadilah ksatria – ksatria Polri masa kini, yaitu
Polisi yang mengabdi untuk negeri dan dicintai masyarakat. Tidak mudah pasti,
tetapi jangan lelah dalam berbenah dan tidak putus asa untuk terus berusaha…”,
ungkap Dede dengan amanah bijaknya.(team)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar