Bregasnews.com - Demikian Pangdam
IV/Dip Mayjen TNI Tatang Sulaiman menyampaikan dalam sambutannya pada
Peringatan Maulid Nabi Muhsmmad SAW 1438 H, Selasa (23/5) di Lapangan Kipan-C
Yonif 407/PK Wonopringgo Pekalongan.
Dalam sambutannya Pangdam IV/Dip
menyampaikan apresiasi kepada para Ulama, Umaro, Habaib dan warga masyarakat
Pekalongan yang telah bersinergi dengan TNI dalam menjaga keutuhan dan
kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Apresiasi yang sama juga
disampaikan kepada seluruh prajurit Kodam IV/Dip khususnya prajurit kewilayahan
yang berada diwilayah Pekalongan karena telah melaksanakan tugas yang diberikan
komando atas dengan baik yakni untuk selalu bersinergi dengan komponen bangsa dan
elemen masyarakat diwilayah.
"Kita akan hebat dan kuat
apabila kita dapat bersatu dengan rakyat", terangnya.
Untuk menghadapi ancaman dan
tantangan bangsa kedepan, maka perlu sinergi antara TNI dengan rakyat guna
menangkal ancaman bangsa tersebut. Karenanya, TNI-Rakyat harus bersatu dan
bersama-sama menghadapinya.
Pada kesempatan yang sama,
Pangdam IV/Dip menyampaikan sebagai prajurit Diponegoro harus beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan taat menjalankan ibadah sesuai agama
yang dianut.
"Prajurit sama seperti
manusia biasa, dan sama seperti warga negara lainnya yang tidak akan bebas dari
perbuatan dosa, karenanya spiritual harus diutamakan", ungkapnya.
"Sebagai prajurit
Diponegoro, harus disiplin, memiliki jati diri, militansi yang tinggi. Secara
mental ideoligi, prajurit Kodam IV/Dip harus berkedudukan sebagai ksatria yang
berideologi Pancasila. Serta yang tidak kalah pentingnya, secara kejuangan,
prajurit harus memiliki militansi yang tinggi, pantang menyerah, rela berkorban
dan harus unggul mental spiritualnya, unggul mental kejuangannya dan unggul
agamanya", terangnya.
Prajurit yang memiliki militansi
yang tinggi, pantang menyerah, rela berkorban diartikan dengan pengabdian
prajurit hanya untuk bangsa dan negara. "Prajurit setiap saat harus siap
berangkat perang dan siap meninggalkan keluarga, itu harus terus dibina",
tegasnya.
Walaupun bersikap tegas dan
disiplin, namun prajurit Diponegoro harus dekat dengan rakyat dan dapat
mengayomi rakyatnya.
Sementara itu pada kesempatan
yang sama, Maulana Al Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya menyampaikan
kekuatan semua unsur masyarakat dan aparat yang ada di bumi Indonesia ini
merupakan kekuatan yang dahsyat yang melebihi kekuatan nuklir sekalipun.
Dikatakan bahwa pembangunan
sumber daya manusia seutuhnya dapat diwujudkan dengan kesadaran beragama, sadar
bernegara, dan sadar akan sesamanya.
"Merah Putih tidak akan
pernah luntur dari kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia, apabila
kekuatan bangsa TNI dan rakyat terjaga dan bersatu untuk tetap tegak kokohnya
keutuhan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai
bersama", tegasnya.
"Mari kita bersatu
bersama-sama menjaga keutuhan dan
kedaulatan NKRI, dengan hal ini maka merupakan salah satu bagian dari Bela
Negara.
Turut hadir pada Peringatan
Maulid Nabi Muhammad SAW, Irdam IV/Dip Kolonel Inf Murlim Maryadi S.I.P., M.M.,
Danrem 071/Wk Kolonel Inf Suhardi, Asperkasdam IV/Dip Kolonel Inf Ujang Darwis,
MDA, Asterkasdam IV/Dip Kolonel Kav Puji Setiono, Danbrigif-4/DR Kolonel Inf
Anggit Exton Yustiawan, Kabintaldam IV/Dip Kolonel Arm Hernawan Gesang.P,
S.I.P., Waka Pendam IV/Dip Letkol Inf Tumadi, Bupati Pekalongan beserta
Forkopimda Pekalongan, Ulama, Habaib, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Tokoh
Pemuda, ormas, santri dan warga masyarakat sekitar Pekalongan.(Tris)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar