Bregasnews.com (Slawi)
- Dalam rangka peringatan HUT Proklamasi Kemerdekaan RI
ke-71, Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Kabupaten Tegal menggelar acara
kolosal yang bertajuk “Parade 17 Dalang”. Acara tersebut berlangsung pada hari Sabtu, 10
September 2016 mulai pukul 09.00 WIB hingga hari Minggu, 11 September 2016
pukul 04.00 WIB bertempat di Padepokan Wayang Suket, Desa Dukuhsalam, Kecamatan
Slawi
Kabupaten Tegal.
Acara dibuka oleh
Bupati Tegal Ki Enthus Susmono selaku Pelindung Pepadi Kabupaten Tegal yang
juga seorang dalang kondang dari Kabupaten Tegal dan dihadiri tamu undangan dari kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
Kabupaten Tegal
dan sejumlah undangan lain.
Adapun 17 Dalang yang
mengkuti parade terdiri dari dalang
wayang golek
diantaranya Ki Suratno, Ki Carito, Ki Sutaryo, Ki Ginting
Rasimin, Ki
Bambang, Ki Suharto, Ki Noto, dan Ki Casmadi.
Sedangkan dalang wayang kulit terdiri dari Ki Anton Surono, Ki Thomas Sugito,
Ki Gunawan Suwati, Ki Sri Widodo, Ki Indarto, Ki Haryanto, Ki Purwanto, Ki Gondo
Krisnamurti, dan Ki Setiawan.
Bupati Tegal,
Enthus Susmono dalam sambutannya menyambut baik dan mengapresiasi atas penyelenggaraan acara Parade 17
Dalang dari Pepadi Kabupaten Tegal. Bupati juga mengharapkan agar acara seperti
ini dijadikan sebagai agenda budaya tahunan di masa mendatang.
“Saya
berharap kedepan agenda ini dijadikan agenda budaya tahunan sebagai upaya mewujudkan salah satu program Pemerintah Kabupaten Tegal
dalam hal Cinta Budaya Tegal,” pinta Enthus
Ketua Umum Pepadi Kabupaten Tegal, Ir Toto
Subandriyo,MM
mengungkapkan, sedianya acara akan diselenggarakan pada bulan Agustus 2016 sebagai rangkaian peringatan
HUT-RI ke-71. Namun karena padatnya acara dan kebanyakan dalang sedang banjir
tanggapan sehingga diundur pada 10 September 2016.
Toto juga
mengharapkan agar acara seperti ini dijadikan acara rutin yang didukung oleh
semua stakeholder utamanya dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. Karena acara
ini diselenggarakan murni dengan biaya kuntengan dan donator dari para pecinta
budaya wayang.
“Pada kesempatan ini saya juga menyampaikan ucapan terima kasih atas partisipasi semua pihak sehingga suksesnya acara Parade 17 Dalang ini,” ungkapnya
Dalam penampilan
Parade 17 Dalang ini cerita yang diambil sarat dengan falsafah kehidupan. Para
dalang juga mengemas cerita dengan dibumbui pesan-pesan moral baik dalam cerita
klasik seperti cerita “Semar Boyong” yang diangkat oleh Ki Gunawan Suwati,
dalang senior dari Dukuhsalam., hingga dalam konteks kekinian seperti cerita
“Bimoseno Berburu Pokemon” yang dimainkan oleh Ki Anton Surono dalang yang
sudah pernah melanglang ke beberapa Negara. Juga dalang wayang golek yang sedang
naik daun Ki Carito yang membawakan cerita “Lupit Dadi Ratu”.
Pesan moral yang
ingin disampaikan oleh Ki Anton Surono dalam mengangkat cerita “Bimoseno
Berburu Pokemon” adalah bahwa Prabu Dasamuka, Raja Alengka Diraja, memang sudah
mati, namun sifat angkara murka yang dimiliki masih tetap ada di jagat raya ini
sehingga perlu diburu dan dimusnahkan sebagaimana memburu Pokemon atau Pikacu
dalam game on line yang kini sedang booming dikalangan anak muda “Pokemon Go”.
Sedangkan pesan moral yang ingin disampaikan
oleh Ki Carito dalam lakon wayang golek “Lupit Dadi Ratu” adalah keutamaan dan
pentingnya menjaga amanah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Meski
sempat diguyur hujan, pertunjukan Parade 17
Dalang tetap
dipadai penonton dari Desa Dukuhsalam dan sekitarnya yang
tetap antusias mengikuti dan menyimak arena pertunjukan hingga Minggu dinihari.(team)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar